Batam (Antaranews Kepri) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Batam Nagoya menyalurkan santunan kematian kepada ahli waris Guru TPQ Linda Hartati dan Pendeta Samuel Lukas, yang meninggal beberapa waktu lalu.
Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Batam Nagoya Surya Rizal di Batam, Kepulauan Riau, Selasa, menyatakan Samuel adalah peserta BPJS dari program Gerakan Nasional Lingkaran yang didaftarkan Bank Riau Kepri melalui dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Linda Hartati dan Samuel Lukas adalah pemuka agama yang tergabung dalam Badan Musyawarah Guru Alquran (BMGQ) Kota Batam dan Ikatan Pendeta Menetap Batam (IPMB).
Keduanya menerima manfaat dari program Jaminan Kematian (JKm) berupa santunan, masing-masing Rp24 juta.
"Para peserta GN Lingkaran ini masuk dalam kategori Peserta Bukan Penerima Upah (BPU) dan diwajibkan untuk ikut dalam dua program yaitu program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKm) sebesar Rp16.800," kata dia.
Surya Rizal menjelaskan, Program GN Lingkaran merupakan stimulus untuk para pekerja rentan dan berpenghasilan terbatas yang dibayarkan perusahaan pendukung untuk beberapa bulan pertama. Diharapkan peserta melanjutkan pembayaran iuran secara mandiri.
Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad yang turut menyerahkan santunan kepada ahli waris berharap manfaat BPJS dapat dimanfaatkan keluarga dengan baik.
"Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya atas musibah ini, semoga santunan yang diterima dapat bermanfaat dan bisa sedikit meringankan beban bagi keluarga yang ditinggalkan," ujar Amskar Achmad.
Istri dari Samuel Lukas, Lasmi Napitulu menyatakan suaminya meninggal mendadak.
Awalnya Samuel mengeluh merasa sakit di bagian dada saat sedang berolahraga. Namun ketika sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit terdekat, Samuel meninggal.
"Saat dalam perjalanan ke rumah sakit, suami saya duduk sandaran di kursi belakang sambil memegangi dadanya, namun saat itu bapak menarik nafas panjang sebanyak 3 kali dan seketika langsung tidak sadarkan diri hingga dinyatakan meninggal dengan diagnosa dokter karena serangan jantung," kata dia.
Suami Linda Hartati, Kamaruddin Syah mengatakan istrinya meninggal karena menderita kanker.
"Istri saya telah berusaha melawan penyakit yang dideritanya, upaya tindakan medis pun telah kami lakukan demi kesembuhan istri saya, namun apa daya Tuhan berkehendak lain," kata dia.
Berita Terkait
Keberangkatan 1.324 calon haji Kepri dibagi dalam tiga kloter
Sabtu, 20 April 2024 16:18 Wib
BP Batam sebut rumah contoh di Rempang Eco City sudah dialiri listrik dan air
Jumat, 19 April 2024 18:27 Wib
DPRD Kota Batam imbau perusahaan di Batam prioritaskan pencari kerja lokal
Jumat, 19 April 2024 16:11 Wib
Bapenda Batam sebut pendapatan dari jasa hotel pada April capai Rp10,9 miliar
Jumat, 19 April 2024 14:46 Wib
BP Batam dukung realisasi pembangunan gerai premium
Jumat, 19 April 2024 12:04 Wib
Bandara Batam layani 1.681 penerbangan selama mudik Lebaran
Kamis, 18 April 2024 18:37 Wib
Dubes Denmark: Batam punya indikator ekonomi yang impresif
Kamis, 18 April 2024 15:26 Wib
Wali Kota Batam berupaya tarik investor guna perluas lapangan kerja
Kamis, 18 April 2024 15:19 Wib
Komentar