KPU Tanjungpinang: jurnalis jarang memberitakan aktivitas paslon

id Ketua KPU Tanjungpinang,Robby Patria,Pilkada Tanjungpinang,jurnalis

KPU Tanjungpinang: jurnalis jarang memberitakan aktivitas paslon

Ketua KPU Tanjungpinang Robby Patria (Antaranews Kepri/Aji Anugraha)

Kondisi ini kurang menarik karena masyarakat yang hari ini semakin mudah membaca berita melalui ponsel tidak mendapatkan informasi yang banyak terkait aktivitas pasangan calon, padahal itu dibutuhkan
Tanjungpinang (Antaranews Kepri) - Komisi Pemilihan Umum Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau agar resah karena pada pilkada kali ini jurnalis jarang memberitakan aktivitas pasangan calon nomor urut 1, Syahrul-Rahma dan nomor urut 2, Lis Darmansyah-Maya Suryanti.

Ketua KPU Tanjungpinang, Robby Patria, dalam diskusi yang digelar aktivis Aliansi Jurnalis Independen di Taman Pamedan Tanjungpinang, Kamis, mengatakan, berita yang menghiasi media massa lebih banyak berhubungan dengan kegiatan penyelenggara pemilu dibanding kampanye paslon.

"Kondisi ini kurang menarik karena masyarakat yang hari ini semakin mudah membaca berita melalui ponsel tidak mendapatkan informasi yang banyak terkait aktivitas pasangan calon, padahal itu dibutuhkan," kata Robby yang juga mantan aktivis AJI Tanjungpinang.

Ia mengatakan persoalan ini pernah didiskusikan dengan pewarta Antara di Tanjungpinang. Kemungkinan hal itu terjadi lantaran aktivitas kampanye paslon kurang memiliki nilai berita sehingga tidak diberitakan media massa.

Mungkin pula aktivitas kampanye paslon tidak disampaikan kepada wartawan, padahal paslon diuntungkan jika setiap aktivitas kampanyenya diberitakan.

"Tidak sulit menyajikan berita kampanye paslon karena hanya ada dua pasang paslon. Perusahaan pers dapat membagi tugas kepada wartawannya untuk meliput aktivitas kampanyenya," ucapnya.

Menurut dia, berita tentang kampanye paslon itu diperbolehkan, namun harus adil, dan bukan iklan paslon. Jadi, wartawan tidak perlu ragu memberitakan aktivitas paslon karena masyarakat pasti menunggu berita itu.

Berita yang disajikan wartawan pasti mempengaruhi masyarakat pembaca. Karena itu, wartawan harus bersikap independen, tidak boleh berpihak pada salah satu pasangan calon.

"Debat Publik Pilkada 2018 tidak terlalu mempengaruhi masyarakat, karena itu masyarakat, terutama pemilih harus `dimanjakan` dengan informasi pilkada yang menarik," tuturnya.

Robby mengatakan paslon dan penyelenggara pemilu tidak mungkin dapat menjangkau seluruh warga di Tanjungpinang. Jumlah pemilih di Tanjungpinang sebanyak 141.777 orang hanya dapat dijangkau secara merata oleh pihak media massa melalui berita.

"Pemilih yang tinggal jauh dari pusat perkotaan atau yang jarang mendiskusikan pilkada tentu membutuhkan informasi dari media massa sehingga mengetahui sosok paslon yang akan dipilihnya," katanya.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE