Sejumlah desa di Lingga butuh angkutan pelajar

id Bus,Pelajar,Lingga

Lingga (Antaranews Kepri) - Beberapa desa di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau masih sangat membutuhkan angkutan khusus anak sekolah, baik darat maupun laut.

"Jarak dari desa ke sekolah, cukup jauh kasihan anak-anak harus naik kaisar menuju sekolah," kata Kepala Desa Marok Kecil, Rusdi kepada Antara, Kamis.

Untuk angkutan khusus anak sekolah ini, yaitu bagi anak-anak yang bersekolah di tingkat SMP dan SMA sederajat. Meskipun di Kecamatan Singkep Selatan sudah memiliki SMP dan SMA sendiri, namun jarak dari desa ke sekolah tersebut sangat jauh. Selama ini anak-anak sekolah harus menumpang kendaraan, dengan berboncengan tiga atau lebih yang sangat membahayakan mereka.

Selain itu, pihak desa juga menyiapkan kendaraan kaisar untuk mengangkut anak sekolah, namun jumlah pelajar SMP dan SMA di wilayah tersebut puluhan anak tidak memungkinkan untuk menampung banyaknya siswa. Sehingga dibutuhkan kendaraan bus sekolah untuk mengangkut anak-anak sekolah di Desa Marok kecil dan sekitarnya untuk menuju pusat Ibukota Kecamatan Singkep Selatan di Desa Resang.

Hal yang sama juga dikeluhkan beberapa masyarakat di beberapa desa di Kepulauan Posek, mereka yang jarak tempuhnya harus menyebrangi lautan ini, terpaksa harus menggunakan sampan-sampan atau kapal-kapal nelayan untuk menuju kesekolah mereka. Bagi yang orang tua mereka mampu, anak-anak tersebut biasanya menggunakan pompong atau sampan bermesin, namun bagi yang keluarga kurang mampu mereka harus mendayung sampan sendiri untuk menuju ke sekolah.

"Kalau cuaca bagus, kita tidak terlalu bimbang, tapi kalau cuaca sedang tidak bagus itu yang mengkhawatirkan kita," kata salah satu masyarakat di pulau Singke, Kecamatan Kepulauan Posek.

Menanggapi hal tersebut Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Lingga Neko Wesha Pawelloy mengatakan, diakuinya tidak semua desa mampu mengadakan angkutan sekolah gratis bagi pelajar tersebut. Karena anggaran DD dan ADD sendiri, juga banyak digunakan untuk keperluan skala prioritas di beberapa desa. Namun di APBD Kabupaten Lingga sendiri juga sulit untuk membagi anggaran, untuk itu dirinya akan mengupayakan agar memanfaatkan fasilitas kendaraan, bekas yang tidak lagi dimanfaatkan untuk diperbaiki.

"Kemarin di Desa Selayar kita sudah lakukan itu, ada Bus yang tidak terpakai lagi kita perbaiki jadi hanya anggaran perbaikan, yang tidak mahal ketimbang harus beli baru," sebutnya. (Antara) 

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE