Tanjungpinang (Antaranews Kepri) - PT PLN Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau menambahkan satu mesin pembangkit di Pulau Kasu, Belakangpadang, Batam. Satu unit generator itu menambah kekuatan daya listrik di pulau tersebut menjadi 400kW, sehingga warga dapat menikmati aliran listrik 24 jam penuh.
General Manager PLN Riau Kepri Irwansyah Putra mengatakan, beban puncak di Pulau Kasu sebesar 180kW. Sebelum ditambah mesin pembangkit warga hanya dapat menikmati aliran listrik selama 14 jam setiap harinya.
"Dengan begitu daya mampu menjadi 320 kW, dan beban puncak menjadi 190 kW. Hal ini membuat surplus daya sebesar 130 kW," kata Irwansyah Putra, Kamis (25/10).
Irwansyah menambahkan, infrastruktur PLTD di pulau tersebut didukung oleh jaringan tegangan menengah 1,276 KMs, jaringan tegangan rendah 2,5 KMs dan 4 unit gardu distribusi daya 250 kVA. Dengan penambahan mesin tersebut, dia berharap warga dapat memanfaatkannya dengan baik, terutama untuk menunjang kegiatan ekonomi.
"Dengan adanya listrik yang merata dan 24 jam sehari, diharapkan dapat meningkatkan kegiatan perekonomian," ujarnya.
Sementara , Gubernur Provinsi Kepri Nurdin Basirun, mengapresiasi langkah dan upaya yang dilakukan oleh PLN, terutama untuk wilayah kepulauan yang masuk dalam kategori perbatasan negara. Pasalnya, Nurdin menyebut Kepri memiliki target rasio elektrifikasi 100 persen pada tahun 2019 mendatang.
"Kami sangat mengapresiasi kinerja PLN. Karena pemerintah menargetkan 2019 mendatang seluruh wilayah di Indonesia atau Kepri sudah diterangi listrik," ungkap Nurdin.
Acara penyalaan listrik 24 jam di Pulau Kasu dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, Rabu (24/10).
Acara tersebut dihadiri oleh Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, Manajer Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Tanjungpinang, dan perwakilan masyarakat Pulau Kasu.
Listrik Pulau Kasu kini menyala 24 jam
MASYARAKAT PERBATASAN NEGARA. Pemandangan kontras perkampungan terapung di pulau-pulau kecil sekitar Pulau Belakangpadang dengan latar gedung-gedung bertingkat di Singapura, Kamis (9/1). Masyarakat yang tinggal di wilayah kepulauan (hinterland) di Batam yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan itu saat ini masih belum seluruhnya mendapat akses listrik, air, pendidikan dan kesehatan yang memadai. ANTARA FOTO/Joko Sulistyo
Komentar