800 hektare lahan gambut Riau direstorasi

id restorasi,gambut,riau

800 hektare lahan gambut Riau direstorasi

Tim Badan Restorasi Gambut melihat sekat kanal untuk menjaga kelembaban lahan gambut di Desa Lukun, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. (Antaranews Kepri/Messa Haris)

Presiden memprioritaskan Meranti agar lahan gambutnya segera direstorasi, karena pada 2014-2015 pernah terjadi kebakaran dan asapnya sampai ke negara tetangga
Batam (Antaranews Kepri) - Badan Restorasi Gambut (BRG) akan merestorasi lahan gambut seluas 800 ribu hektare di Provinsi Riau dan akan dilakukan dengan pola berkelanjutan atau tahun jamak (multiyears).

Deputi Penelitian dan Pengembangan BRG, Haris Gunawan, di Riau, Kamis, mengatakan restorasi gambut di wilayah tersebut dilakukan di Indragiri Hilir, Rokan Hilir, Bengkalis, Siak dan Meranti.

"Provinsi Riau ini luas lahan kesatuan hidrologi gambutnya sekitar lima juta hektare lebih dan hari ini kita mengecek ke tiga desa di Kabupaten Kepulauan Meranti yaitu Tohor, Lukun dan Tanjung Sari," katanya.

Menurutnya Provinsi Riau memiliki sekitar lima hektare lebih lahan gambut dan Kabupaten Meranti merupakan urutan ke lima terbesar.

"Khusus di Meranti lahan gambut yang harus direstorasi sekitat 38 ribu hektare lebih dan Meranti akan menjadi percontohan restorasi gambut," ujarnya.

Hal itu, lanjutnya, di Kabupaten Meranti terdapat komoditas unggulan yaitu pohon sagu yang dikelola oleh masyarakat.

Menurutnya, sagu merupakan tanaman endemik desa tersebut dan cocok dengan karakteristik tanah gambut yang basah atau lembab. 

"Karakteristik gambut ini tidak boleh kering, karena mudah terbakar," paparnya. Kata Haris, tidak hanya sagu di Kabupaten Meranti juga memiliki tanaman lain yang cocok dengan karakteristik gambut. 

Yaitu pohon kelapa dan medang yang merupakan bahan dasar dari obat nyamuk bakar.

"Presiden memprioritaskan Meranti agar lahan gambutnya segera direstorasi, karena pada 2014-2015 pernah terjadi kebakaran dan asapnya sampai ke negara tetangga," paparnya. 

Haris menambahkan, selain Meranti ada pulau lainnya di Indonesia yang memiliki area lahan gambut. Yaitu di Pulau Pisau Kalteng, Muba di Kalsel dan Oki di Sumsel.

"BRG datang ke sini untuk menambah nilai ekonomi masyarakat, sehingga pengelolaan dari hulu hingga ke hilir bisa menjadi lebih baik dan kita akan mendorong sagu menjadi komoditi unggulan di Meranti," paparnya.

Sementara itu Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Kepulauan Meranti, Syamsudin, mengatakan Meranti menjadi salah satu lokasi penelitian gambut.

"Penelitiannya tidak hanya di tingkat nasional tapi juga internasional dan mudah-mudahan ini dapat menjadi pencerahan bagi kami," ujarnya. 

Syamsudin menambahkan dengan adanya restorasi gambut diyakininya perputaran ekonomi di Desa Tanjung Sari, Lukun dan Tohor akan lebih baik.

"Anggaran penelitiannya itu sekitar Rp49 miliar untuk Provinsi Riau dan Kabupaten Kepulauan Meranti kurang lebih mendapatkan Rp10 miliar," pungkasnya.(Antara)

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE