Kepri rangking empat penderita stunting terbanyak di Indonesia

id kasus stunting di Kepri

Kepri rangking empat penderita stunting terbanyak di Indonesia

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri Tjetjep Yudiana (Antaranews Kepri/Ogen)

Selain itu juga berisiko terserang penyakit diabetes, stroke, penyakit jantung, serta daya tahan tubuh melemah. Baik itu ketika masih bayi atau beranjak dewasa
Tanjungpinang (Antaranews Kepri) - Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) peringkat keempat untuk penderita stunting terbanyak se-Indonesia.

Stunting merupakan sebuah kondisi dimana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya. 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepri, Tjetjep Yudiana mengungkapkan, jumlah kasus stunting di Kepri mencapai 24 persen dari angka bayi lahir pada 2018 yang berjumlah sekitar 300.000 orang.

"Artinya ada sekitar 60 ribu bayi di Kepri terkena kasus stunting," ujar Tjetjep di Tanjungpinang, Senin (25/2).

Dia menjelaskan, penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir yang biasanya mulai terlihat setelah anak berusia dua tahun. Tidak hanya berdampak pada tumbuh kembang bayi, stunting juga bisa menyebabkan pertumbuhan rongga otak  menjadi terbatas. 

"Selain itu juga berisiko terserang penyakit diabetes, stroke, penyakit jantung, serta daya tahan tubuh melemah. Baik itu ketika masih bayi atau beranjak dewasa," sebutnya. 

Lanjutnya, untuk mencegah maraknya kasus stunting di Kepri, pihaknya mengimbau para orang tua senantiasa meningkatkan pemahaman tentang gizi bagi anak. Terutama, bagi para ibu yang wajib memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif minimal hingga bayi berusia 6 bulan.

"Setiap wanita yang akan menikah harus paham pengetahuan gizi saat hamil, agar ibu dan anak tumbuh berkembang dan sehat" tuturnya. 

Kendati stunting di Kepri menempati posisi keempat di Indonesia. Menurut Tjetjep, Kepri merupakan daerah dengan urutan terendah atau provinsi terbaik dalam hal pencegahan gizi buruk dan gizi kurang. 

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) Kementerian Kesehatan RI, sebanyak 45 ribu balita di Kepri menderita gizi buruk dan gizi kurang sepanjang 2018. Jumlah tersebut merupakan 13 persen dari total balita di Kepri sebanyak 350.000 orang. 

Dia katakan, ada berbagai penyebab terjadinya gizi buruk dan gizi kurang terhadap anak balita di Kepri. Antara lain, kurangnya asupan makanan bergizi bagi anak, kesenjangan ekonomi keluarga, hingga pola hidup di lingkungan sekitar keluarga atau tempat tinggal yang tidak sehat.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE