Bawaslu Lingga gelar apel pengawasan masa tenang

id Bawaslu Lingga gelar apel pengawasan masa tenang

Bawaslu Lingga gelar apel pengawasan masa tenang

Ketua Bawaslu bersama Danlanal Dabo, Koramil, dan jajaran Polres Lingga saat melaksanakan apel siaga patroli jelang masa tenang Pemilu 2019 di Gedung Nasional, Dabosingkep (Nurjali)

Kita tidak sekadar melakukan pengawasan tetapi sekaligus menjadikan momentum ini sebagai kesempatan untuk mengedukasi masyarakat Indonesia
Lingga (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilihan Umum  (Bawaslu) Kabupaten Lingga, menggelar apel siaga patroli pengawasan masa tenang, di halaman Gedung Nasional Dabosingkep, yang diikuti oleh beberapa pimpinan TNI, Polri, Satpol PP dan Ormas/OKP serta relawan Gerakan Millenial Anti Money Politics.

"Masa tenang merupakan salah satu fase krusial dalam pelaksanaan pemilu yang akan menguji integritas seluruh elemen bangsa termasuk didalamnya Bawaslu dan peserta Pemilu," kata Ketua Bawaslu Kabupaten Lingga, Zamroni yang menjadi pembina apel tersebut, kepada Antara, Jumat.

Menurut dia, pada masa tenang ini, sering kali kali terjadi hal-hal yang cenderung diwarnai dengan praktik-praktik kecurangan, misalnya politik uang, propaganda isu SARA, penyebaran berita bohong untuk saling menjatuhkan diantara sesama peserta, bahkan tak jarang terjadi benturan kekerasan antar massa pendukung peserta pemilu.

Karena di detik-detik terakhir pemungutan suara tersebut, tidak jarang peserta dan calon menggunakan segala cara untuk memenangkan kontestasi politik, termasuk melibatkan uang dalam jumlah yang tidak rasional untuk memengaruhi pilihan masyarakat pemilih.

"Politik uang jelas-jelas melecehkan kecerdasan pemilih, merusak tatanan demokrasi serta meruntuhkan harkat dan martabat kemanusiaan," sebutnya.

Selain di Kabupaten Lingga, kegiatan serupa juga di gelar hampir diseluruh pelosok nusantara, sebagai barometer kesiapan Bawaslu menyambut puncak pesta demokrasi di Indonesia yang akan digelar lima hari mendatang, dan besok merupakan hari terakhir kampanye akbar yang akan digelar seluruh peserta, setelah itu tiga hari berikutnya merupakan masa tenang.

"Kita tidak sekadar melakukan pengawasan tetapi sekaligus menjadikan momentum ini sebagai kesempatan untuk mengedukasi masyarakat Indonesia," sebutnya.

Sebagai penutup dirinya mengatakan bahwa pemilu bukanlah sekadar kontestasi politik dan sirkulasi elit, namun lebih dari itu ia merupakan dialektika yang menempatkan anak bangsa sebagai subjek dalam ruang pemaknaan demokrasi yang nyata dan kontekstual.

"Patroli masa tenang ini akan menjadi daya dorong bagi seluruh warga negara pemilik hak pilih yang sadar dan menjunjung tinggi akan hak dan kewajibannya, saling menghormati, saling menghargai, saling menyatukan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa, dan bernegara," tutupnya. (Antara)

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE