Polres Bintan imbau warga bentengi diri dari pengungsi

id Pengungsi,asusila,Bintan,afghanistan

Polres Bintan imbau warga bentengi diri dari pengungsi

Seorang pengungsi asal Afghanistan berjalan di depan Hotel Badra, Kabupaten Bintan (ANTARA/Nikolas Panama)

Tanjungpinang (ANTARA) - Kepolisian Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, mengimbau warga untuk membentengi diri dari aktivitas negatif sejumlah pengungsi asal Afghanistan.

Kasat Intelkam Polres Bintan AKP Yudiarta Rustam, di Bintan, Selasa menjelaskan, benteng yang paling ampuh dalam menghadapi pengaruh negatif dari aktivitas sejumlah pengungsi yakni perkuat iman dan taqwa kepada Tuhan.

Warga, terutama wanita yang masih muda, baik yang masih lajang maupun yang sudah menikah jangan mudah dirayu. Wanita yang sudah berkeluarga pun jangan sampai merayu pengungsi asal Afghanistan.

"Tidak ada cara yang ampuh selain menjaga diri, memperkokoh keluarga, dan meningkatkan ketaqwaan diri kepada Allah untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.



Yudi mengatakan belasan kasus asusila melibatkan pengungsi dan pasangannya yang merupakan wanita lokal. Rata-rata para wanita tergoda dengan wajah pengungsi asal Afghanistan yang dinilai ganteng, berkulit putih dan kekar.

Nafsu membuat mereka lupa terhadap keluarga. Sementara kasus asusila itu menyebabkan keluarga menjadi hancur.

Tidak ada jaminan hidup bahagia dengan pengungsi, yang pasti merusak rumah tangga, ucapnya.

Ia berharap tidak ada lagi wanita menjadi korban rayuan para pengungsi Afghanistan.



Ia mengingatkan seluruh anggota keluarga jangan terlalu baik dengan para pengungsi. Sikap yang berlebihan itu seperti terlalu ramah, melayani pengungsi secara tidak wajar, meminjamkan motor hingga mengajak pengungsi tidur di rumah warga.

"Mula-mula mungkin meminjamkan kendaraan, lama-lama diajak tidur di rumah. Dan akhirnya terjadi hal-hal negatif," ucapnya.

Selain persoalan itu, Yudi juga mengingatkan warga untuk mewaspadai ajaran Syiah, yang tidak sejalan dengan ajaran Islam Suni. Pengungsi asal Afghanistan rata-rata menganut ajaran Syiah, salah satu ajarannya tidak mengakui Nabi Muhamad sebagai Rasul terakhir.

"Jangan sampai ajaran Syiah itu masuk ke dalam rumah kita," katanya.
 

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE