2.216 calon siswa SMK/SMA Negeri Batam tidak tertampung

id PPDB Batam

2.216 calon siswa SMK/SMA Negeri Batam tidak tertampung

Gubernur Kepri, Nurdin Basirun (memegang mikrofon) memberi pengarahan kepada ribuan orang tua calon siswa baru di Batam. (Foto. Istimewa)

Tanjungpinang (ANTARA) - Sebanyak 2.216 calon siswa SMA/SMK di Batam, Kepulauan Riau  tidak tertampung di sekolah negeri pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini.

Menghadapi persoalan ini, Gubernur Provinsi Kepri, Nurdin Basirun, mengaku salah satu solusi yang bisa dilakukan pemerintah daerah saat ini ialah menambah ruang kelas baru.

"Rencananya tiap-tiap SMA/SMK di Batam kita tambah dua lokal baru. Supaya semuanya bisa tertampung di sekolah negeri," kata Nurdin Basirun di Batam, Selasa.

Nurdin menyatakan, tahun depan rencananya Pemprov Kepri akan menambah sekolah baru. Khusus di batam, kata dia, ada empat wilayah prioritas pembangunan SMA.

Dia mengharapkan dukungan dari semua pihak, terutama bagi masyarakat yang memiliki lahan agar dapat merelakan untuk pembangunan sekolah.

"Harapan kita, ke depan persoalan PPDB seperti ini tidak terulang lagi," sebutnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kepri, Muhammd Dali meminta para orang tua tetap bersabar, karena ada beberapa tahapan yang akan mereka lakukan untuk menangani persoalan ribuan siswa yang tidak tertampung tersebut.

Menurut dia, saat ini pada sekolah tertentu terjadi penumpukan, misalnya di SMA Negeri 3 Batam ada 523 siswa yang belum tertampung.

Penumpukan juga terjadi di SMA 23 Batam, ada 500 siswa yang belum tertampung.

Kendati begitu ada solusi di sana, karena ada gedung yang bisa ditumpangi. Kepala Sekolah dan warga jamin minimal ada lima lokal tambahan.

“Kata kunci dari Pak Gubernur yakni pertama minimal menambah dua lokal. Kedua menyesuaikan dengan situasi,” ungkapnya.

Tahap ketiga, lanjut Dali, adalah bebas zonasi yang dibuat dalam sistem. Semula di Batam ada delapan zonasi yang dibagi menjadi empat wilayah.

Ia menyarankan pendaftar yang menuju tempat sekolah jalur padat, bergeser ke zonasi sebelah yang barangkali jumlah di situ tidak terlalu banyak.

“Misalnya di SMA N 3 Batam ke SMA N 15 yang memang kurang 70 siswa. Jika ditambah dua lokal jadi semakin ringan,” kata Dali.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE