Bangun dan tingkatkan kapasitas kilang jadi indikator keberhasilan Menteri ESDM

id kilang,menteri ESDM

Bangun dan tingkatkan kapasitas kilang jadi indikator keberhasilan Menteri ESDM

Foto udara kawasan Kilang RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (24/1/2020). PT Pertamina (Persero) resmi menjalin kerja sama dengan perusahaan minyak asal Abu Dhabi, ADNOC terkait pengembangan Kompleks Kilang Terintegrasi Petrokimia di Balongan. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/foc

Jakarta (ANTARA) - Membangun dan meningkatkan kapasitas kilang menjadi salah satu indikator keberhasilan yang dinilai Presiden kepada Menteri ESDM Arifin Tasrif, sebut Koordinator Staf Khusus Presiden RI Ari Dwipayana.

"Key performance indeks Menteri ESDM dan Menteri BUMN adalah keberhasilan mewujudkan pembangunan dan upgrade (kapasitas) kilang," jelas Ari dalam informasi tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Senin.

Istana negara memastikan keseriusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membenahi defisit neraca perdagangan yang masih membayangi perekonomian Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu melalui pembangunan kilang minyak di dalam negeri.

Disampaikan Ari, pembangunan kilang minyak akan menekan tingginya impor bahan bakar minyak (BBM) dan bahan baku petrokimia. Bahkan, keberhasilan program tersebut menjadi indikator utama kinerja pada Kabinet Indonesia Maju.



Sejalan dengan program pembangunan kilang, Jokowi juga terus mendorong program hilirisasi minyak dan gas bumi (migas) sehingga memberikan nilai tambah bagi industri turunannya. "Kita nanti bisa bicara banyak dengan tumbuhnya industri pengelolaan karena tidak perlu impor bahan baku petrokimia," tegas Ari.

Ari menekankan, Pemerintah akan memperkuat kembali program sektor hulu maupun hilir migas. "Yang dilakukan Presiden saat ini mendorong sektor ESDM untuk membuka diri melalui investasi," ungkapnya.

Di samping sektor migas, Jokowi juga tak main-main menggarap sektor energi baru terbarukan (EBT) dengan perhatian utama Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). "Kalau anda lihat rapat terbatas (ratas) yang paling banyak sejak 2014 itu, ratas (membahas) sampah (PLTSa). EBT itu luar biasa," kata Ari.

Pada kurun 2019-2022, 12 PLTSa ditargetkan hadir di 12 kota yang menghasilkan listrik hingga 234 megawatt (MW) dari sekitar 16 ribu ton sampah per hari.



Untuk pengembangan EBT lainnya, Pemerintah berhasil menarik investor untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung pertama di Cirata, Jawa Barat, berkapasitas 145 Mega Watt.

Hal lain yang menjadi fokus Jokowi adalah implementasi program mandatori pemanfaatan B30 terhitung sejak 1 Januari 2020, salah satunya dalam rangka meningkatkan ketahanan energi nasional.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE