Peneliti: Hilangnya habitat satwa liar penyebab virus tertular ke manusia

id habitat satwa liar,penularan virus ke manusia,virus corona,covid-19,penanganan corona

Peneliti: Hilangnya habitat satwa liar penyebab virus tertular ke manusia

Peneliti Senior Pusat Studi Satwa Primata Institut Pertanian Bogor Joko Pamungkas berbicara kepada wartawan seminar Menyikapi Virus Corona COVID-19: Dari Lembaga Eijkman untuk Indonesia di kantor lembaga itu, Jakarta, Rabu (12/01/2020). (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)

Jakarta (ANTARA) - Peneliti senior Pusat Studi Satwa Primata Institut Pertanian Bogor Joko Pamungkas mengatakan, hilangnya habitat satwa liar di alam dan pembukaan hutan berpotensi penularan virus ke manusia karena satwa liar akan merambah pemukiman manusia, misalnya untuk mencari makanan

"Hutan dibuka dengan alasan atau tujuan pembangunan mungkin untuk pertanian atau pertambangan berpotensi menghilangkan habitat dari satwa liar sehingga mereka akan merambah ke populasi atau komunitas manusia, dan berpotensi menularkan virus," katanya dalam seminar "Menyikapi Virus Corona COVID-19: Dari Lembaga Eijkman untuk Indonesia" di kantor lembaga itu di Jakarta, Rabu.

Tentu saja, katanya, pertambahan populasi manusia juga akan memungkinkan kedekatan atau memperdekat jarak antara hewan pembawa virus dan manusia.

Kalelawar dan civet (semacam luwak) berpotensi menularkan virus corona ke manusia.

"Semakin banyak keragaman biodiversitas satwa liar semakin besar potensi atau risiko yang mungkin mereka berperan sebagai reservoir atau hewan pembawa virus," ujarnya.

Baca juga: Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Indonesia mampu deteksi virus corona

Jika habitat satwa liar hilang akibat alih fungsi hutan dan pembukaan lahan maka satwa liar akan terganggu dan terusik.

Jika sudah terusik, katanya, mereka potensi semakin dekat dengan manusia, karena mereka kehilangan dan kesulitan mencari tempat yang biasanya untuk mencari makan, sehingga mencari ke pemukiman penduduk.

"Di situ lah berpotensi berinteraksi antara satwa liar dan manusia terjadi," kata dia.

Dia mengatakan supaya penularan virus corona tidak kembali berulang pada masa yang akan datang, disarankan manusia tidak merusak habitat satwa liar yang menyebabkan hewan tersebut memasuki pemukiman manusia.

Ia mengatakan kelestarian hutan dan habitat hewan serta satwa liar di dalamnya harus tetap terjaga.

Konservasi terhadap satwa liar, kata dia, sebagai kebutuhan penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem alam.

Baca juga: WNI positif virus corona di Singapura dalam kondisi stabil

Baca juga: Indonesia miliki Laboratorium Balitbangkes yang mampu deteksi virus corona

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE