Batam (ANTARA) - Pengamanan kesehatan di pelabuhan-pelabuhan di Kota Batam Kepulauan Riau tergantung pada status "disease outbreak response system condition (dorscon)" COVID-19 di Singapura.
"Prosedurnya, tergantung skala di sebelah (Singapura). Kalau di sana eskalasi meningkat, kita lebih ketat lagi," kata Kepala KKP Kelas I Batam, Achmad Farchanny di Batam, Kepulauan Riau, Jumat.
Sekitar 2 pekan yang lalu, Pemerintah Singapura menaikan level dorscon dari kuning ke jingga, dan pemerintah pun memperketat pengamanan kesehatan di pelabuhan-pelabuhan di Batam.
Peningkatan pengamanan kesehatan, lanjut dia, dilakukan melalui "health alert card" yang dibagikan kepada seuluruh penumpang dari Singapura dan Malaysia yang akan memasuki Indonesia, melalui Batam.
"Semua orang yang datang dari Singapura dan Malaysia harus mengisi 'health alert card' dengan lengkap dan benar di atas kapal, dan menyerahkan kepada petugas karantina," kata dia.
Petugas akan memastikan seluruh penumpang telah mengisi kartu siaga kesehatan itu dengan lengkap dan benar. Petugas juga memastikan bahwa tidak ada penumpang yang memiliki riwayat perjalanan ke China dataran.
Setelah itu, baru penumpang dapat memasuki pelabuhan, dengan melewati alat pendeteksi suhu tubuh (thermal scanner).
Menurut dia, kartu siaga kesehatan itu amat membantu proses pemantauan setiap penumpang yang baru memasuki Indonesia.
Apabila ada penumpang yang sakit lalu pergi berobat ke klinik kesehatan menggunakan kartu itu, maka petugas bisa dapat menelusuri perjalanan dan menentukan penanganan yang tepat.
Selama ini, kata dia melanjutkan, sudah ada beberapa penumpang yang mengeluhkan sakit, pergi ke Puskesmas atau klinik terdekat, dan mendapatkan penanganan yang baik.
Dan hingga kini pun, belum ada satu pun WNA maupun WNI yang dinyatakan positif COVID-19 di Batam.
"Alhamdulillah, dengan pengembangan itu kita bisa tahu kesehatannya 'day per deay'. Kemudian, yang memang harus laboratorium ke jakarta, langsung dilakukan uji. Semua yang kami periksakan laboratprium ke Jakarta, hasilnya negatif," kata dia.
Senada dengan Kepala KKP, Wali Kota Batam Muhammad Rudi menatakan isu COVID-19 terus dipantau.
"Isu corona belum selesai. Terutama di tetangga kita. Semakin hari semakin banyak dikeluarkan aturan baru," kata dia.
Sebagai daerah yang relatif dengan dengan Singapura, ia mengatakan pemerintah harus melancarkan sejumlah upaya antidipatif.
"Kami minta untuk preventif, di pelabuhan diperketat" kata dia.
Berita Terkait
Keberangkatan 1.324 calon haji Kepri dibagi dalam tiga kloter
Sabtu, 20 April 2024 16:18 Wib
BP Batam sebut rumah contoh di Rempang Eco City sudah dialiri listrik dan air
Jumat, 19 April 2024 18:27 Wib
DPRD Kota Batam imbau perusahaan di Batam prioritaskan pencari kerja lokal
Jumat, 19 April 2024 16:11 Wib
Bapenda Batam sebut pendapatan dari jasa hotel pada April capai Rp10,9 miliar
Jumat, 19 April 2024 14:46 Wib
BP Batam dukung realisasi pembangunan gerai premium
Jumat, 19 April 2024 12:04 Wib
Bandara Batam layani 1.681 penerbangan selama mudik Lebaran
Kamis, 18 April 2024 18:37 Wib
Dubes Denmark: Batam punya indikator ekonomi yang impresif
Kamis, 18 April 2024 15:26 Wib
Wali Kota Batam berupaya tarik investor guna perluas lapangan kerja
Kamis, 18 April 2024 15:19 Wib
Komentar