Resor Club Med bantah rumahkan karyawan karena COVID-19

id Dampak Covid-19

Resor Club Med bantah rumahkan karyawan karena COVID-19

Sejumlah wiatawan mancanegara saat mengunjungi kawasan wisata internasional di Lagoi, Bintan, Kepri. (ANTARA/Ogen)

Bintan (ANTARA) - Resor Club Med memastikan tidak akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan di resor di Asia Pasifik mana pun, imbas dari virus corona baru atau COVID-19 ini.

"Kami melindungi kemampuan kerja seluruh karyawan dalam kondisi krisis seperti ini," kata Vice President HR APAC Club Med, Thierry Richard melalui siaran pers tertulis yang diterima ANTARA, Jumat.

Menurut Richard, keputusan untuk menghentikan operasi di berbagai resor merupakan tindakan pencegahan guna menjaga kesehatan dan keamanan staf di tengah mewabahnya COVID-19.

Sebagai tambahan atas tindakan pencegahan yang ketat dalam periode ini, lanjut dia, pihak perusahaan tetap akan menempatkan semua karyawannya di properti.

"Kami juga tetap menyediakan tempat tidur dan makanan di dalam resor untuk pegawai yang terkena imbas krisis tersebut," tegas Richard.

Baca juga: Batam susuri kesehatan seluruh warga cegah penyebaran COVID-19

Sebelumnya, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bintan, Indra Hidayat, menyebut empat hotel dan resor di Bintan berencana merumahkan karyawannya akibat dampak COVID-19.

"Termasuk di dalamnya Club Med. Kemudian, Hotel Nikoi, Hotel Nirwana, dan The Shancaya," sebut Indra Hidayat.

Menurut dia, keempat perusahaan pariwisata tersebut sudah berkonsultasi ke Disnaker terkait rencana merumahkan tenaga kerjanya tersebut.

"Baru sebatas berkonsultasi, belum menyampaikan secara resmi melalui surat," ujarnya.

Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Batam transit dari luar negeri

Indra menjelaskan, pelaku usaha pariwisata mengaku sangat terpukul karena okupansi penginapan menurun drastis imbas dari pembatasan lalu lintas wisman, terutama dari negara terjangkit COVID-19.

Kondisi semakin parah dengan adanya kebijakan lockdown negara Malaysia dan Singapura. Akibatnya, hotel dan resor tidak memiliki tamu sama sekali.

"Akhirnya perusahaan tidak memiliki pemasukan. Niat merumahkan karyawan ialah salah satu opsi buat menekan pengeluaran," jelasnya.

Lanjut dia, Disnaker Bintan sampai ke tahap ini masih melakukan pendekatan dengan pihak manajemen, harapannya perusahaan-perusahaan tersebut dapat menunda kebijkan merumahkan karyawan sampai kondisi COVID-19 mereda.

"Toh, sebentar lagi kebijakan bebas pajak hotel dan makanan diberlakukan. Mudah-mudahan jadi angin segar bagi perusahaan di tengah kondisi urgen sekarang ini," tutur Indra.

Baca juga: Dicari, 131 orang kontak dekat pasien COVID-19 di Batam

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE