Persik Kediri tambah libur pemain setelah kompetisi dihentikan akibat COVID-19

id Persik Kediri,gaji pemain persik,COVID-19,Liga 1

Persik Kediri tambah libur pemain setelah kompetisi dihentikan akibat COVID-19

Pesepak bola Persik Kediri Galih Akbar Febriawan (kanan) bersama Ibrahim Sanjaya (kiri) berlatih mandiri untuk menjaga kebugaran di lapangan Campurejo, Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (1/4/2020). Manajemen Persik Kediri merubah kebijakan libur pemain dari sebelumnya pada 16-29 Maret diperpanjang hingga 29 Mei seiring ditundanya kompetisi Liga 1 sekaligus sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/pras.

Kami mengikuti regulasi dengan memberikan pemahaman kepada pemain
Kediri (ANTARA) - Manajemen Persik Kediri memperpanjang masa libur pemain sesuai dengan keputusan PSSI yang telah menghentikan kompetisi sepak bola di Indonesia baik Liga 1 maupun Liga 2 hingga 29 Mei akibat pandemi COVID-19.

"Untuk keputusan libur Persik sama dengan keputusan PSSI," kata Media Officer Persik Kediri Anwar Bahar Basalamah di Kediri, Jawa Timur, Rabu.

Ia juga menambahkan, manajemen Persik Kediri memastikan persoalan gaji pemain selama masa libur kompetisi karena pandemi virus corona ini tuntas. Hal tersebut juga sesuai dengan Surat Keputusan (SK) PSSI Nomor 48/SKEP/III/2020.

"Manajemen mematuhi mekanisme pembayaran gaji, yakni, maksimal 25 persen untuk gaji bulan Maret, April, Mei dan Juni," ujar dia.

Baca juga: PSSI hormati upaya klub Liga 1 hadapi wabah COVID-19

Presiden Klub Persik Abdul Hakim Bafagih juga telah menegaskan bahwa manajemen sudah mengajak komunikasi pelatih, pemain dan ofisial. Jadi bukan keputusan sepihak.

"Kami ajak pemain bicara soal pembayaran gaji. Sudah ada kesepakatan tentang hal itu. Kami juga dimintai rekomendasi dan pertimbangan sebelum keputusan ini dibuat. Dan sudah kami kirim. Tidak hanya ke PT LIB atau PSSI melainkan ke asosiasi pelatih dan pemain," katanya.

Hakim menambahkan PSSI adalah induk organisasi tertinggi sepak bola Indonesia, sehingga klub juga mempunyai kewajiban untuk mematuhi regulasi yang diberikan.

Baca juga: PSSI hormati upaya klub Liga 1 hadapi wabah COVID-19

"Kami mengikuti regulasi dengan memberikan pemahaman kepada pemain," ujar dia.

Dirinya mengakui bahwa status force majeure karena pandemi corona yang ditetapkan PSSI membuat klub berusaha untuk mengambil jalan terbaik.

Menurut dia, bukan hanya klub sepak bola yang mengalami periode buruk seperti sekarang melainkan semua instansi dan dunia usaha juga merasakan hal yang sama.

"Yang penting bagi kami, klub tidak mengabaikan hak-hak pemain," kata Hakim.

Dirinya berharap pandemi corona yang melanda banyak wilayah di Indonesia ini segera berakhir, sehingga kompetisi Liga 1 bisa dilanjutkan kembali.

"Semua berharap keadaan cepat membaik," kata dia berharap. 

Baca juga: Arema FC masih tunggu keputusan resmi PSSI

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE