Daya tampung pekerja migran di RPTC Tanjungpinang lebihi kapasitas

id PMI,Pekerja migran,Dampak COVID-19

Daya tampung pekerja migran di RPTC Tanjungpinang   lebihi kapasitas

Para pekerja migran Indonesia (PMI) yang ditampung di RPTC Tanjungpinang menjalani pemeriksaan kesehatan. ANTARA/HO-Ditjen Rehsos

Jakarta (ANTARA) - Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) Tanjungpinang Kepulauan Riau saat ini menampung 574 orang pekerja migran Indonesia (PMI) korban perdagangan orang yang dipulangkan, jumlah tersebut melebih kapasitas tampung RPTC.

"Sesuai skenario mereka ditampung selama 14 hari di RPTC sebagai ODP dan segera pulangkan ke kampung halamannya jika hasil rapid test negatif," kata Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan, RPTC Tanjungpinang dapat menampung 400 PMI, di tempat tersebut mereka menjalani pemeriksaan kesehatan dan mendapatkan pemenuhan kebutuhan dasar, pembinaan fisik dan mental, kegiatan spiritual dan pelatihan keterampilan.



Selain di RPTC Tanjungpinang, Kemensos juga menyiapkan tempat lainnya sebagai lokasi karantina PMI bermasalah setelah tiba ke Tanah Air.

Seperti di Pontianak yang menampung sebanyak 138 orang dan RPTC Bambu Apus Jakarta yang saat ini menampung 26 PMI. Mereka adalah PMI yang dipulangkan dari Malaysia karena bermasalah baik sebagai korban perdagangan orang maupun ilegal.

"Saat ini kondisi mereka semua sehat dan negatif COVID-19," tambah Harry.

Sejak Malaysia menerapkan lockdown pada 18 Maret lalu para PMI dipulangkan ke Tanah Air.



Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan hingga 13 Mei 2020, total 95.102 WNI telah kembali ke Tanah Air dari luar negeri.

“Sebagian besar kembali dari Malaysia dan kru Indonesia yang bekerja di kapal-kapal pesiar,” kata Retno.

Sejak 19 Maret hingga 13 Mei, sebanyak 74.817 WNI telah kembali dari Malaysia, dengan 64 persen diantaranya menggunakan transportasi laut.

Selama periode yang sama, tercatat 15.820 WNI kru kapal asing telah kembali dari 21 negara, sebagian besar melalui pintu Bandara Soekarno-Hatta di Banten dan Bandara Ngurah Rai di Bali.

Pekerja migran Indonesia di Malaysia dan kru kapal WNI merupakan yang paling terdampak penyebaran wabah COVID-19.


 

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE