Wisatawan lokal abaikan protokol kesehatan COVID-19

id wisata,covid, pemkot, pemkab

Wisatawan lokal abaikan protokol kesehatan COVID-19

Sejumlah kendaraan melintas di Jembatan Palu V atau Jembatan Lalove yang baru difungsikan di Palu, Sulawesi Tengah pada(9/9/2020). Sejumlah infrastruktur perhubungan seperti jembatan dan jalan telah selesai dibangun dan diperbaiki kembali sebagai bagian dari program pemulihan pascabencana di Palu, Sigi, dan Donggala 28 September 2018 silam. ANTARAFOTO/Basri Marzuki/foc.

Palu (ANTARA) - Kebanyakan wisatawan lokal yang mengunjungi beberapa obyek wisata di Palu,Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah rata-rata masih mengabaikan protokol kesehatan COVID-19.

Misalkan di obyek wisata jembatan V atau jembatan Lalove yang menghubungkan wilayah Palu Selatan dengan Kecamatan Tatanga, Kota Palu, Sabtu sejak pagi hingga malam hari ramai dikunjungi wisatawan lokal dan parahnya banyak tidak menggunakan masker.

Padahal, sejak 01 Oktober 2020, Pemkot Palu sudah mulai menerapkan disiplin dan penegakan hukum bagi pelanggar protokol kesehatan COVID-19 sesuai dengan peraturan Walki Kota Nomor 19 Tahun 2020.

Peraturan Wali Kota Nomor 19 Tahun 2020 tentang penerapan disiplin dan penagakan hukum protokol kesehatan bagi siapapun yang mengabaikan dikenakan sanksi denda Rp50.000/orang.

Sebagai tindak lanjut dari peraturan tersebut, Pemkot melakukan razia di jalan dan juga tempat umum, termasuk di pasar-pasar,tempat wisata dan lainnya.

Mungkin karena razia baru berlangsung tiga hari terakhir ini, makanya belum semua titik-titik keramaian yang dirazia petugas.

Termasuk di jembatan V sebagai salah satu infrastruktur perhubungan di Kota Palu yang juga sebagai obyek wisata yang cukup disukai wisatawan lokal.

Banyaknya wisatawan lokal yang mengunjungi obyek wisata tersebut karena terbilang menarik dan unik.

Menariknya, dari jembatan itu, pengunjung bisa melihat indahnya Teluk Palu dan juga pegunungan di bagian barat Kota Palu.

Sementara dibilang unik, sebab konstruksi jembatan tidak ada samanya dibangun di Palu maupun kabupaten-kabupaten lain di Sulteng.

Di sekitar jembatan, khususnya pada malam hari dipadati para pedagang kuliner, termasuk makanan dan minuman khas dan juga bakso sertai somai.

Suasana serupa juga terlihat di sejumlah obyek wisata di sekitar Kota Palu seperti di Kabupaten Sigi yang berbatasan langsung dengan Palu.

Seperti di lokasi wisata bendungan mistterius di Desa Porame, tangga seribu di Desa Balane dan bukit wisata Bulu Tanda di Desa Sibedi, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi.

Rata-rata pengunjung datang tanpa menggunakan masker. "Ini bisa menjadi klaster baru penyebaran virus corona sehingga perlu mendapat perhatian dari pemerintah kota maupun kabupaten," kata Achrul, seorang pelaku usaha restoran di Kota Palu.

Ia meminta pemerintah kota maupun kabupaten Sigi untuk mengawasi secara ketat semua obyek wisata maupun tempat-tempat yang banyak dikunjungi masyarakat.

Seharusnya, pihak pengelola wisata benar-benar menjalankan protokol kesehatan. "Kalau memang pengunjung tak pakai masker disuruh pulang. Jangan lagi ada toleransi, sebab menyangkut keselamatan jiwa orang lain," pinta dia.
obyek wisata bukit Bulu Tanda terletak di Desa Sibedi, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi. Obyek wi8sata ini saban hari libur dipadati wisatawan lokal.


 

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE