Panen padi di Kabupaten Lingga turun

id Hasil panen padi,Bps kepri

Panen padi di Kabupaten Lingga turun

Bupati Lingga Alias Wello meninjau lahan persawahan di Desa Panggar Darat, Kabupaten Lingga, Kepri. (ANTARA/HO)

Tanjungpinang (ANTARA) - BPS mengungkapkan hasil panen padi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sepanjang Januari hingga September 2020 menurun dipicu pergeseran pola tanam dan panen akibat perbedaan pola curah hujan pada 2020 dibandingkan 2019.

Penurunan juga terjadi karena lahan sawah di Kabupaten Lingga yang sudah dibuka ternyata dibiarkan, artinya tidak digarap karena petani kesulitan bibit unggul maupun karena beralih ke tanaman lain maupun karena alasan lain.

"Tapi, potensinya malah naik di tahun 2020 dibanding 2019 (angka sementara), karena bulan Oktober hingga Desember belum dihitung," kata Kepala BPS Kepri Agus Sudibyo di Tanjungpinang, Selasa.

Agus menyatakan realisasi panen padi sepanjang Januari hingga September 2020 turun 53,06 hektar (17,83 persen) menjadi 244,57 hektar dibandingkan periode yang sama di 2019 seluas 297,63 hektar.

Namun, potensi panen sepanjang Oktober hingga Desember 2020 seluas 115,39 hektar, sehingga total potensi luas panen padi pada 2020 mencapai 359,96 hektar, atau naik 3,69 hektar (1,04 persen) dibandingkan 2019 yang 356,27 hektar.

 Luas panen tertinggi pada 2020 diperkirakan terjadi pada Desember 2020.

Penurunan luas panen padi, kata dia, berdampak pada produksi beras di Kepri sepanjang Januari hingga September 2020 yang diperkirakan sekitar 738,22 ton gabah kering giling (GKG).

 Jumlah itu turun sekitar 101,24 ton (12,06 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 839,46 ton GKG.

Sementara itu, potensi produksi sepanjang Oktober hingga Desember 2020 sebesar 622,60 ton GKG. Dengan demikian, total potensi produksi padi pada 2020 diperkirakan mencapai 1360,82 ton GKG, atau mengalami kenaikan sebanyak 210,02 ton (18,25 persen) dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 1150,8 ton GKG.

Produksi padi tertinggi pada 2020 diperkirakan terjadi pada bulan Desember, yaitu sebesar 427,81 ton, sementara produksi terendah terjadi pada bulan Juli, yaitu sebesar 22,53 ton.

"Berbeda dengan produksi pada 2020, produksi tertinggi pada 2019 terjadi pada bulan Februari," ungkap Agus.

Dikatakannya adatiga kabupaten/kota dengan total potensi produksi GKG tertinggi pada 2020 adalah Kabupaten Natuna, Lingga, dan Karimun. Sementara itu, dua kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah adalah Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Bintan.

"Sementara Kota Batam dan Tanjungpinang tidak memilki lahan pertanian padi," ujar Agus.

Sedangkan produksi beras di Kepri jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, sepanjang Januari hingga September 2020 setara dengan 420,24 ton beras, atau mengalami penurunan sebesar 57,66 ton (12,07 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 477,90 ton.

Adapun potensi produksi beras sepanjang Oktober hingga Desember 2020 sebesar 354,43 ton beras. Dengan demikian, potensi produksi beras pada 2020 diperkirakan mencapai 774,67 ton beras, atau mengalami kenaikan sebesar 119,52 ton (18,24 persen) dibandingkan dengan produksi beras tahun 2019 yang sebesar 655,15 ton.

Produksi beras tertinggi pada 2020 diperkirakan terjadi pada bulan Desember, yaitu sebesar 243,5 ton. Sementara, produksi beras terendah terjadi pada bulan Juli, yaitu sebesar 12,82 ton.

"Berbeda dengan produksi pada 2020, produksi beras tertinggi pada 2019 terjadi pada bulan Februari," ujarnya.



 

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE