Baru 25 hari tahun 2021 ada 81 bencana terjadi di Kabupaten Natuna

id Bencana awal 2021,BPBD kepri

Baru 25 hari tahun 2021 ada 81 bencana terjadi di Kabupaten Natuna

Bencana alam kebakaran landa sejumlah daerah perkampungan di Natuna, Kepri, bulan Januari 2021. ANTARA/Ogen

Tanjungpinang (ANTARA) - Bidang Penanggulangan Bencana di Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Natuna, Kepri, mencatat sejak tanggal 1 hingga 26 Januari 2021 telah terjadi 81 bencana di pulau terluar Indonesia tersebut.

"Jumlah bencana awal 2021 naik signifikan jika dibanding awal tahun 2020, yaitu sebanyak 13 bencana," kata Kepala Seksi (Kasi) Kedaruratan Logistik, Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bidang Penanggulangan Bencana Elkadar Lismana, Selasa.

Elkadar mengatakan mayoritas bencana tersebut merupakan bencana hidrometeorologi atau bencana yang dampaknya dipicu oleh kondisi cuaca dan iklim dengan berbagai parameternya. Beberapa paramater di antaranya adalah peningkatan curah hujan, penurunan curah hujan, suhu ekstrem, cuaca esktrem seperti hujan lebat yang disertai angin kencang serta kilat atau petir, dan lain sebagainya.

Ia mengungkapkan, bencana angin kencang dan angin puting mendominasi, yakni masing-masing sebanyak 18 kejadian, disusul banjir rob 16 kejadian, air pasang 9 kejadian, sarang tawon 9 kejadian, kebakaran 7 kejadian, abrasi pantai 6 kejadian, dan evakuasi warga bunuh diri 1 kejadian.

Elkadar menyampaikan puncak bencana terjadi pada pertengahan Januari 2021. Bencana di awal tahun ini tidak menimbulkan adanya korban jiwa.

Namun, dampak bencana menyebabkan kerusakan pada rumah warga, jalan umum, pohon tumbang, kebakaran hutan dan lahan, hingga pengikisan bibir pantai.

"Kategori bencana awal tahun ini bervariasi. Mulai dari ringan, sedang, hingga berat," ungkapnya.

Lebih lanjut, Elkadar menyampaikan upaya mitigasi bencana sebagai salah satu upaya buat mengurangi resiko bencana gencar dilakukan kepada warga Natuna.

Mitigasi bencana melibatkan pihak-pihak terkait dan masyarakat, misalnya gotong royong membuat penahan pemecah ombak dengan menaruh pasir ke dalam karung guna mencegah terjadinya abrasi pantai.

Selain itu, pihaknya membersihkan sungai agar tidak terjadi banjir, serta aktif patroli keliling ke daerah-daerah rawan bencana.

"Warga Natuna harus selalu waspada bencana, apalagi di tengah kondisi cuaca ekstrem seperti saat ini," demikian Elkadar.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE