Jakarta (ANTARA) - Asisten Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Budi Yuwono mengatakan tidak mungkin perusahaan membakar lahan sendiri karena di dalamnya sudah ada investasi.

“Jika melihat secara khusus di tempat saya, perusahaan sudah menanam sawit, sudah tanam pohon akasia dan itu investasi mereka,” kata Budi usai diskusi “Ongkos Kesehatan dari Bencana Kebakaran Hutan dan Gambut” di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Panglima TNI tinjau lokasi Karhutla di Riau

Baca juga: KLHK peringatkan 11 perusahaan di Riau terkait Karhutla


Budi mencontohkan dari 10 lokasi yang terbakar dan mereka tangani pada Senin (12/8) malam, semuanya semak belukar walaupun ada sebagian tanaman di atas lahan tersebut.

Ada kemungkinan merupakan unsur ketidaksengajaan karena sejumlah faktor di antaranya membuang puntung rokok sembarangan atau adanya kaca yang memantulkan panas dari sinar matahari.

Terkait peran perusahaan dalam penanganan kebakaran hutan, Budi mengatakan pihaknya sangat tegas. Jika itu di lahan perusahaan akan ditekan untuk memadamkannya.

“Di lahan masyarakat yang terbakar kita minta mereka untuk memadamkannya, apalagi di lahan perusahaan pasti akan  kita tekan,” tegas Budi.

Baca juga: Menteri LHK soroti kebakaran hutan di Taman Nasional Tesso Nilo

Khusus di Kabupaten Siak, kata dia, terus ditegaskan kepada masyarakat agar tidak membuka lahan dengan membakar. Jika masih ada proses sepert itu, pihaknya tidak akan segan-segan untuk menangkap dan memproses secara hukum.

Terkait dengan kebakaran yang terjadi di lahan berkonflik antara masyarakat dan perusahaan, Budi mengatakan jika itu sengaja dibakar, pihaknya akan menangkap pelaku.

Kalau lahan perusahaan tetapi dikuasai masyarakat dan terjadi kebakaran, maka itu tetap menjadi tanggung jawab perusahaan untuk memadamkannya.

Budi menegaskan pada 2016-2018 tidak ada asap kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Siak. Kejadian asap karhutla kembali terjadi di tahun 2019 akibat tingginya suhu udara yang sebelumnya rata-rata 32 derajat Celsius, sekarang sudah 36 derajat Celsius. Nanti pada Oktober-November diperkirakan bisa mencapai 39 derajat Celsius,” ujarnya.

Baca juga: Kebakaran di TN Tesso Nilo Riau terjadi sporadis di area perluasan

Pewarta: Fauzi
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019