London, Inggris (ANTARA) - Manajer timnas putri Inggris Phil Neville menyerukan kepada para pemain sepak bola untuk memboikot media sosial setelah gelandang Manchester United Paul Pogba menjadi tokoh sepak bola terbaru yang dijadikan sasaran penghinaan rasis secara online.

Pogba menjadi sasaran rasisme setelah gagal menendang penalti saat United ditahan seri 1-1 oleh Wolves, Selasa dini hari kemarin, yang hanya beberapa hari setelah striker Chelsea Tammy Abraham mengalami pelecehan serupa.

"Saya kira kita sekarang mungkin harus mengambil langkah drastis sebagai komunitas sepak bola. Pemain-pemain saya, bintang-bintang Liga Premier dan Championship mengalami hal ini di media sosial," kata Neville seperti dikutip AFP.

"Saya bayangkan seandainya sebagai sebuah komunitas sepak bola kita berhenti bermedia sosial. Karena Twitter tidak akan melakukan apa-apa (dalam melawan rasisme), Instagram tak mau melakukan apa pun, mereka mengirimimu email balasan yang menyatakan mereka akan menyelidiki tetapi tak ada yang terjadi."

Baca juga: MU telusuri pengejek rasial Pogba di medsos

"Saya saya hilang kepercayaan kepada siapa pun yang menjalankan departemen media sosial, oleh karena itu mari kita kirim pesan tegas: hentikan media sosial selama enam bulan. Mari kita lihat dampaknya terhadap perusahaan-perusahaan media sosial."

Bek Manchester United Harry Maguire juga menyeru kepada Twitter dan Instagram untuk lebih proaktif dalam menghentikan troll-troll atau para pemancing komentar emosial dan kemarahan yang disebutnya menjijikkan.

"Menjijikkan. Media sosial harus berbuat sesuatu," kata sang bek termahal di dunia itu dalam Twitter.

Maguire meminta semua pemilik akun media sosial diverifikasi dan menghentikan troll-troll pemancing tanggapan emosional dalam membuat banyak akun untuk menghina orang. "Hentikan troll-troll menyedihkan ini dalam membuat banyak akun untuk menghina orang. @Twitter @instagram," tutup Maguire.

Baca juga: Tendangan penalti Pogba menuai kontroversi

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019