Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian mengedukasi industri kecil menengah (IKM)  untuk memanfaatkan teknologi terkini agar dapat meningkatkan produktivitas dan mutu secara lebih efisien sekaligus memperluas akses pasar terutama ke kancah internasional.

“Selama ini, sektor IKM telah berperan penting menjadi tulang punggung bagi perekonomian nasional,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih lewat keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Senin.

Gati mengungkapkan jumlah IKM nasional lebih dari 4,4 juta unit usaha atau mencapai 99 persen dari seluruh unit usaha industri di Tanah Air.

“Sektor industri mikro, kecil, dan menengah sudah menyerap hingga 10,5 juta tenaga kerja atau berkontribusi 65 persen dari sektor industri secara keseluruhan,” tuturnya.

Oleh karena itu, seiring bergulirnya era ekonomi digital serta diterapkannya industri 4.0, Kemenperin fokus mendongkrak potensi IKM di dalam negeri melalui implementasi berbagai kebijakan dan kegiatan strategis. Misalnya, menyelenggarakan acara e-Smart IKM 2019 dengan tema “IKM Go Digital” di sejumlah daerah.

“Pada Agustus ini, kami telah menggelar acaranya di Palembang. Peserta yang mengikuti sebanyak 500 orang, yang meliputi pelaku IKM dan masyarakat umum di wilayah Sumatera Selatan,” ujar Gati. Pada kesempatan ini, dihadirkan para pemangku kepentingan atau stakeholders, antara lain dari pihak marketplace, perbankan, teknologi finansial dan perusahaan Enterprise Resource Planning (ERP) untuk IKM.

“Kami juga kolaborasikan mereka dengan aplikasi point of sale (POS), aplikasi promosi digital, dan teknologi informasi yang akan memberikan edukasi melalui format digital yang dapat diakses melalui internet,” imbuhnya.

Kegiatan serupa ini telah dilaksanakan di Semarang, Makassar, Surabaya, Pontianak, Bogor, dan Denpasar. Selanjutnya, bakal digelar di Medan dan Banjarmasin.

Gati menegaskan IKM di wilayah Sumsel memiliki potensi yang besar untuk semakin dipacu daya saingnya serta didorong pengembangannya melalui pemanfaatan teknologi digital.

Hingga 2018, jumlah IKM di Bumi Sriwijaya tercatat sebanyak 65.682 unit usaha dengan total penyerapan tenaga kerja mencapai 216.824 orang.

“Sumsel memiliki sumber daya yang luar biasa untuk pengembangan sektor IKM. Hal ini dapat dilihat dari unsur kreativitas pada industri kerajinan dan sandang seperti produk kain songket,” sebutnya.

Produk unggulan lainnya, yakni kerajinan kayu, rotan, anyaman, keramik, jumputan serta makanan khasnya seperti pempek, pindang, dan kerupuk ikan.

Gati optimistis apabila pelaku IKM nasional diberikan pembelajaran mengenai mengenai teknologi digital, akan mendorong mereka lebih produktif, kreatif, inovatif, dan kompetitif. “Kita ketahui, digital economy ini model bisnis banyak yang dijalankan dengan basis teknologi informasi dan komunikasi,” terangnya.

Upaya strategis tersebut juga sebagai bagian dari pelaksanaan langkah-langkah prioritas yang tertuang di dalam peta jalan Making Indonesia 4.0. “Pemanfaatan teknologi digital ini untuk memacu IKM nasional bisa berperan di era industri 4.0, seperti terlibat di dalam e-commerce yang diimplementasikan dalam program e-Smart IKM,” paparnya.

Baca juga: Dirjen Kemenperin: e-smart mampu tingkatkan omset tujuh kali lipat
Baca juga: Kemenperin bangun wadah digital dukung bisnis industri fesyen
Baca juga: Kemenperin pacu generasi milenial melek digital, bangun technopreneur


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019