Jakarta, (ANTARA News) - Bank Tabungan Negara (BTN) mendapat fasilitas pembiayaan kembali (refinancing) Kredit Pemilikan Rumah (KPR) senilai Rp500 miliar dari PT Sarana Multigriya Finansial (SMF). "Fasilitas ini akan mengurangi kesenjangan pendanaan (mismatch) akibat penggunaan dana jangka pendek untuk membiayai KPR yang rata-rata di atas lima tahun," kata Direktur BTN Saut Pardede di Jakarta, Rabu. Saut yang ditemui usai penandatanganan perjanjian kerjasama BTN dengan PT.SMF mengatakan, kerjasama dengan PT.SMF tidak sebatas refinancing akan tetapi juga dalam rangka sekuritisasi aset. Program refinancing dengan BTN sendiri telah berlangsung sejak Desember 2006 senilai Rp200 miliar, Mei 2007 Rp200 miliar, serta pada bulan Desember 2007 lalu senilai Rp100 miliar, katanya. Saut mengatakan KPR BTN yang mendapat refinance sebanyak 75 persen merupakan KPR subsidi, sedangkan sisanya KPR bukan subsidi dengan tingkat bunga berbeda tergantung pada sisa angsuran. Sementara itu menurut Direktur Utama PT SMF Erica Soeroto, selain menyalurkan dana refinancing, juga disiapkan dana senilai Rp500 miliar lagi guna keperluan sekuritisasi aset dimana dari pihak BTN berharap Agustus 2008 dapat berjalan. Terkait dengan rencana tersebut PT SMF telah melakukan persiapan menerbitkan obligasi senilai Rp200 miliar dalam waktu dekat ini dengan asumsi peringkat mendapat predikat BB sehingga bunganya rendah. Menurut Erica, untuk masuk ke program sekuritisasi asset tidaklah mudah mengingat aturan perundangannya belum mendukung akan tetapi Indonesia mengenal bentuk Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIKEBA). Akan tetapi sebelum masuk ke dalam KIKEBA tersebut harus ada standardisasi aset yang berarti harus ada uji tuntas (due dilligence) terhadap aset-aset yang ada di BTN, kata Erica. "Persoalannya untuk melaksanakan standardisasi tidaklah mudah. Tidak hanya menggunakan acuan Bank Indonesia saja tetapi semua referensi dipergunakan, Amerika Serikat sendiri untuk sekuritisasi butuh waktu puluhan tahun," katanya. Dia berharap kerjasama BTN di bidang sekuritisasi aset akan menjadi proyek contoh (pilot) dan pembelajaran bagi rencana sekuritisasi aset-aset lainnya seperti jaringan telepon, listrik, bahkan jalan tol.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008