Untuk 2019 ini, ada 120 pemandu wisata yang kami latih untuk mendapat sertifikat kompetensi agar mereka bisa bekerja secara profesionalKupang (ANTARA) - Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, memberikan pelatihan kompetensi kepada 120 pemandu wisata yang beroperasi di daerah itu untuk mendukung kelancaran kerja dalam profesi itu.
“Untuk 2019 ini, ada 120 pemandu wisata yang kami latih untuk mendapat sertifikat kompetensi agar mereka bisa bekerja secara profesional,” kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang HPI Kabupaten Manggarai Barat, Sebastian Pandang ketika dihubungi dari Kupang, Senin.
Baca juga: Presiden tinjau sejumlah destinasi wisata di Manggarai Barat
Ia mengatakan pelatihan tersebut diberikan kepada para pemandu wisata yang sebagian besar baru direkrut pada Juni 2019.
Menurut Sebastian, kapasitas pemandu wisata di daerah setempat perlu terus ditingkatkan mengingat mereka beroperasi di Manggarai Barat sebagai daerah destinasi wisata dunia yang memiliki Taman Nasional Komodo.
“Pemandu wisata yang kami terima juga tidak sembarangan tapi mereka yang sebelumnya sudah bekerja sama dengan agen-agen travel dan sudah berpengalaman meng-handle tamu,” katanya.
Baca juga: Manggarai siapkan kapal wisata bagi delegasi
Dia menambahkan, “Karena itu kami berikan pelatihan tentang kode etik, karakteristik, dan edukasi lainnya tentang menjalankan profesi kepramuwisataan secara profesional.”
Sebastian berharap dengan pelatihan itu dapat mencegah munculnya praktik-praktik negatif dari pemandu wisata yang berdampak buruk terhadap citra pariwisata daerah itu.
Dia mencontohkan kasus yang pernah disorot berbagai pihak karena ulah oknum pemandu wisata yang memancing satwa Komodo di Kawasan Taman Nasional Komodo dan menjadi tontonan tamu-tamu yang dilayaninya.
Baca juga: Operator tur tak menjual paket wisata Pulau Komodo untuk 2020
Dia menambahkan, saat ini jumlah pemandu wisata di Manggarai Barat terus bertambah yang tercatat di basis data mencapai lebih dari 250 orang.
Dengan jumlah yang semakin bertambah, lanjutnya, maka tuntutan kualitas pelayanan yang semakin baik harus berjalan seimbang.
“Apalagi persaingan pemandu wisata sekarang bukan hanya tingkat lokal melainkan secara global sehingga kita tidak boleh tertinggal terutama kualitas pelayanannya,” katanya.
Baca juga: NTT targetkan bangun 22 kawasan wisata berbasis masyarakat
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019
