Jadi tentunya kita, bangsa Indonesia sangat kehilangan beliau dan diharapkan tentunya generasi-generasi muda patut mencontoh dedikasi kesetiaan beliau, baik kepada ilmu pengetahuan, bangsa dan negara, serta keluarga, tegasnya
Purwokerto (ANTARA) - Presiden Ke-3 Republik Indonesia Baharudin Jusuf Habibie memberikan banyak kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) di perguruan tinggi, kata Rektor Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Prof Suwarto.

"Memang kami belum pernah bertemu langsung beliau ke Unsoed, tapi secara umum, kami dari civitas academica dan ilmuwan-ilmuwan di perguruan tinggi tentunya sangat terkesan akan kepiawaian dan keahlian beliau pada pengembangan Iptek," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu malam.

Bahkan, kata dia, civitas academica dan para ilmuwan sangat hormat terhadap sosok Habibie yang telah memberikan banyak kontribusi dalam pengembangan Iptek di Indonesia termasuk di dalamnya perguruan tinggi.

Baca juga: Ekonom: Lanjutkan warisan Habibie di bidang teknologi

Oleh karena itu, dia mengaku sangat mendukung jika almarhum BJ Habibie segera diusulkan untuk mendapat gelar pahlawan atas dedikasinya terhadap pengembangan Iptek.

"Saya kira ada aturan yang sudah dibuat untuk memberikan penghargaan dalam hal ini gelar pahlawan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Saya kira semua bangsa Indonesia dan kami di perguruan tinggi sangat ikhlas dan sangat mendorong agar beliau mendapatkan penghargaan seperti itu (gelar pahlawan, red.) tanpa harus menunggu lama karena beliau kan tidak kontroversial," katanya.

Lebih lanjut, Rektor mengatakan, bukan hanya bangsa Indonesia, dunia juga mengakui bahwa Habibie adalah seorang ilmuwan yang mendedikasikan ilmunya untuk pengembangan Iptek khususnya di bidang pengembangan pesawat terbang.

Baca juga: PWI NTT: Habibie membuka kran kebebasan pers

"Beliau menuntut ilmu di Jerman dan oleh Jerman diakui akan keahliannya. Beliau memiliki paten, kalau tidak salah lebih dari 40 paten yang dimiliki beliau terkait dengan aeronautika pesawat terbang," katanya.

Terkait dengan hal itu, dia mengatakan, bangsa Indonesia tentunya memberikan rasa hormat dan penghargaan yang sangat tinggi akan kecerdasan dan dedikasi Habibie dalam pengembangan Iptek di Indonesia.

Bahkan, kata dia, Habibie adalah pendiri industri pesawat terbang di Indonesia dan merupakan yang pertama di Asia Tenggara.

Baca juga: Habibie wafat, dunia kedirgantaraan nasional kehilangan sosok besar

"Jadi tentunya kita, bangsa Indonesia sangat kehilangan beliau dan diharapkan tentunya generasi-generasi muda patut mencontoh dedikasi kesetiaan beliau, baik kepada ilmu pengetahuan, bangsa dan negara, serta keluarga," tegasnya.

Presiden Ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie wafat pada usia 83 tahun di Paviliun Kartika RSPAD Gatot Subroto Jakarta Rabu pukul 18.05 WIB.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019