Yang harus dilakukan saat ini adalah mengejar ketertinggalan itu dengan meningkatkan prestasi dari pemain junior
Yogyakarta (ANTARA) - Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas atlet tenis meja junior sehingga Indonesia tidak lagi tertinggal dari negara-negara lain di Asia Tenggara dalam meraih prestasi terbaik di cabang olahraga tenis meja.

“Di Asia Tenggara, Myanmar hampir menyamai prestasi Indonesia. Kita pun sudah tertinggal dari Vietnam apalagi dari Malaysia dan Singapura. Oleh karenanya, yang harus dilakukan saat ini adalah mengejar ketertinggalan itu dengan meningkatkan prestasi dari pemain junior,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PP PTMSI) Komjen Pol (purn) Oegroseno di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, beberapa upaya yang akan dilakukan di antaranya, mengirim atlet-atlet junior tersebut untuk menjalani pelatihan di China selama dua hingga tiga bulan.

Ia menyebut, pemain-pemain junior layak menjadi harapan Indonesia untuk meraih prestasi tenis meja di kancah internasional karena atlet-atlet muda tersebut mampu menunjukkan prestasi yang baik. “Mereka juga memiliki ‘fighting spirit’ yang tinggi. Tidak mudah menyerah, tinggal dipoles saja dengan baik,” katanya.

Baca juga: Indonesia turunkan pemain muda di Kejuaraan Asia 2019 di Yogjakarta

Prestasi pemain junior tersebut ditunjukkan saat mewakili Indonesia di 24th ITTF Asian Table Tennis Championships di Yogyakarta. Meskipun harus bertanding dengan pemain-pemain senior dari negara lain, tim tenis meja Indonesia mampu menempati peringkat 19 di beregu putri dan 17 di beregu putra.

Selain mengirimkan atlet untuk berlatih di China, PP PTMSI juga akan melakukan semacam seleksi atau audisi pemain di seluruh provinsi di Indonesia untuk mencari pemain-pemain muda berusia kurang dari 18 tahun. Kegiatan tersebut rencananya digelar awal 2020.

Pemain-pemain muda yang terpilih akan ditetapkan sebagai pemain tim nasional (timnas) tenis meja. “Akan ada Timnas A dan Timnas B. Masing-masing beranggotakan 12 pemain,” katanya.

Atlet muda yang terpilih tersebut juga akan menjalani latihan di China yang dilanjutkan dengan sejumlah “try out” sehingga kemampuan mereka akan semakin terasah.

Ia menyebut, untuk melahirkan atlet tenis meja yang berprestasi tidak bisa dilakukan dengan cara yang instan sehingga perhatian dari pemerintah sangat diperlukan.

Petenis meja putra Indonesia Syahrizal Nauval Akbar mengembalikan bola ke arah lawannya petenis meja putra Uni Emirat Arab Abdulla Albaloosh dalam laga babak penyisihan perorangan putra Kejuaraan Tenis Meja Asia ke-24, di GOR Among Raga, Yogyakarta, Kamis (19/9/2019). Akbar kalah 0-3 dan gagal melaju ke babak selanjutnya. ANTARA FOTO/Hermanus Prihatna/foc.

Baca juga: Petenis meja putri Indonesia raih juara pada kompetisi APA Sports Meet

“Jangan hanya memberikan perhatian saat ada atlet yang meraih prestasi internasional saja. Tetapi, ada proses yang juga harus dihargai,” katanya.

Ia pun mencontohkan India yang saat ini mulai memiliki atlet tenis meja yang baik sehingga mampu bersaing dengan atlet dari China, Jepang dan Korea.

Sedangkan untuk SEA Games Filipina, Oegroseno berharap, atlet tenis meja yang diturunkan mampu menyumbang medali untuk kontingen Indonesia.

“Target kami adalah satu emas, satu perak dan empat perunggu. Nomor ganda masih menjadi andalan untuk meraih medali,” katanya.

Baca juga: Petenis meja kelas dunia berburu tiket Olimpiade 2020 di Yogjakarta

Baca juga: Tim putri Indonesia tundukkan Nepal dengan kemenangan telak


Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019