Kalau di sini belum dibebaskan maka pembangunan belum bisa berjalan
Cikarang, Bekasi (ANTARA) - Sebanyak 19 warga Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, yang terdampak pengadaan tanah pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Selatan menerima pembayaran uang ganti kerugian dari pemerintah pusat di Kantor Desa Burangkeng, Kecamatan Setu, Kamis.

Warga RT 03/03, Desa Burangkeng, Endon (70) mengaku senang dengan uang ganti kerugian yang diterimanya setelah lahan seluas 1.751 meter persegi miliknya dibebaskan pemerintah dengan nilai mencapai Rp2,8 miliar.

"Saya menerima pemberian uang ganti kerugian sebesar Rp2,8 miliar dari luas tanah 1.751 meter persegi termasuk bangunan dan pohon," katanya.

Dia mengaku nilai jual objek pajak (NJOP) lahan miliknya adalah sebesar Rp200.000 per meter persegi, namun pemerintah melalui tim apraisal memberikan harga Rp1,1 juta per meter perseginya.

"Saya sangat senang karena tanah saya dihargai pemerintah sebesar Rp1.160.000 atau lima kali lipat dari NJOP," kata dia.

Baca juga: Pengadaan lahan Tol Japek II Selatan tuntas tiga bulan mendatang

Plt Kasi Pengadaan Tanah BPN Kabupaten Bekasi Zumratul Aini mengatakan Kamis ini merupakan kali pertama proses pembayaran ganti kerugian warga terdampak pembangunan Tol Japek II Selatan.

"Setelah ini akan dilanjutkan kepada warga terdampak lainnya. Hari ini momen terbaik, selanjutnya semoga proses ini dapat berlangsung aman, tertib, dan lancar," katanya.

Menurut dia, Desa Burangkeng, Kecamatan Setu, menjadi wilayah pertama yang dihitung luas lahan per bidangnya sebab daerah ini merupakan titik prioritas yang nantinya akan menjadi titik temu antara Tol Japek II Selatan dengan Tol Cimanggis-Cibitung.

"Jadi pembayaran untuk di Kabupaten Bekasi dimulai dari sini karena kalau di sini belum dibebaskan maka pembangunan belum bisa berjalan," kata dia.

Baca juga: Jasa Marga percepat bayar ganti rugi Tol Jakarta-Cikampek II Selatan

Direktur Utama  PT Jasamarga Japek II Selatan Dedi Krisnariawan Sunoto mengatakan Tol Japek II Selatan memiliki panjang 62 kilometer yang membentang dari Jatiasih, Kota Bekasi hingga Sadang, Purwakarta.

"Kabupaten Bekasi yang paling luas lahannya dengan total 2.517 bidang. Sementara khusus di Desa Burangkeng sendiri ada 967 bidang tanah yang dibebaskan," ungkapnya.

Pembangunan tol ini dibagi menjadi enam seksi yakni Jatiasih-Bantargebang, Bantargebang-Setu, Setu-Sukaragam, Sukaragam-Taman Mekar, Taman Mekar-Kutanegara, dan Kutanegara-Sadang.

PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya, Jasamarga Japek Selatan membagi pembangunan Jalan Tol Japek II Selatan menjadi tiga paket masing-masing paket satu (00+00 Sta 9+300) sepanjang 9,3 kilometer, paket dua (Sta 9+300 Sta 34+150) sepanjang 24,85 kilometer, serta paket tiga (Sta 34+150 Sta 62+00) sepanjang 27,85 kilometer.

Dedi menjelaskan tol ini nantinya akan terintegrasi dengan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) serta Tol Purbaleunyi dengan begitu diharapkan mampu mengurangi kepadatan di sepanjang ruas Jalan Tol Japek eksisting.

"Target kami dapat mengurangi beban kapasitas di Tol Japek eksisting sebanyak 20 persen," kata Dedi.

Pejabat Pembuat Komitmen pada Kementerian PUPR Arianto mengatakan Tol Japek II Selatan melintasi 37 desa dan kelurahan di lima daerah yakni Kota dan Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Karawang, serta Kabupaten Purwakarta.

"Untuk konstruksi pertama sudah mulai dilakukan di Sadang, Purwakarta setelah itu baru masuk wilayah Bekasi. Tol ini rencananya akan memiliki tujuh gerbang mulai dari Jatiasih dan Bantargebang Kota Bekasi, Setu dan Sukaragam di Kabupaten Bekasi, Taman Mekar dan Kutanegara Karawang, serta Sadang Purwakarta," kata dia.

Baca juga: Tol Japek II selatan ditargetkan rampung 2021

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019