Timika (ANTARA) - Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob menemui puluhan pengungsi dari Wamena dan Ilaga yang ditempatkan di Gedung Tongkonan milik Ikatan Keluarga Toraja/IKT Kabupaten Mimika di Jalan Sam Ratulangi Timika, Senin.

John mengatakan sejak beberapa pekan belakang Kabupaten Mimika menjadi salah satu daerah transit warga yang mengungsi dari Wamena setelah kerusuhan massa pada 23 September maupun dari Ilaga setelah kasus penembakan yang menewaskan dua tukang ojek dan seorang penjaga kios.

"Kami menyampaikan terima kasih kepada kelompok paguyuban dan kerukunan dari berbagai suku di Mimika yang telah memberikan perhatian, bantuan dan pelayanan kepada saudara-saudara kita yang mengungsi dari Wamena dan Ilaga. Sebagai tuan rumah, kita semua punya tanggung jawab moril, bagaimanapun caranya, semua elemen masyarakat Mimika harus digerakkan untuk membantu saudara-saudara kita yang mengungsi ini," kata John.

Hingga kini tercatat 119 orang pengungsi Wamena dan Ilaga masih bertahan di Gedung Tongkonan Timika, menunggu jadwal pemulangan mereka kembali ke kampung halaman baik menggunakan penerbangan pesawat Hercules TNI AU ke Makassar maupun menggunakan kapal laut ke Maluku.

Dari 119 pengungsi di Gedung Tongkonan Timika, sebanyak 105 orang merupakan warga Toraja dan 14 orang lainnya berasal dari Kei, Maluku Tenggara.

Baca juga: Lanud: Jumlah pengungsi Wamena capai 11.410 orang

Baca juga: Pemulangan warga Jateng dari Wamena hingga 11 Oktober

 

TNI AU hentikan sementara angkut pengungsi Wamena



Pemkab Mimika kini tengah mengumpulkan sumbangan baik berupa bahan kebutuhan pokok maupun pakaian layak pakai untuk disumbangkan kepada para pengungsi yang masih bertahan di Timika.

"Prinsipnya selama mereka berada di Timika, saudara-saudara kita ini tidak boleh kelaparan, tidak boleh sakit, dan tidak diterlantarkan. Makanya kami perlu mengunjungi mereka untuk menanyakan bagaimana ketersediaan makanan untuk mereka, dapur umumnya, bagaimana tempat tinggalnya, fasilitas air bersih maupun pelayanan kesehatannya," ujar mantan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Mimika itu.

Awalnya para pengungsi dari Wamena dan Ilaga tersebut ditampung di posko sementara di Markas Komando Pangkalan TNI AU Yohanes Kapiyau Timika.

Selanjutnya sebagian pengungsi dijemput oleh kerabat mereka di Timika. Sebagian yang lain yang tidak memiliki kerabat akhirnya dibawa ke Sekretariat Kerukunan Keluarga Jawa Bersatu/KKJB, Sekretariat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan/KKSS dan Sekretariat IKT Mimika.

Baca juga: Aktivitas belajar mengajar belum optimal di Wamena

Baca juga: Pemprov Sultra tangani eksodus korban kerusuhan Wamena Papua


 
Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob bersama pengurus IKT Mimika mendengarkan kisah seorang ibu rumah tangga yang mengungsi dari Wamena. (ANTARA/Evarianus Supar)



Kepada Wabup Mimika, Sekretaris IKT Mimika Marthen Samma' mengharapkan penambahan jumlah pengungsi yang diangkut dengan penerbangan pesawat Hercules TNI AU dari Timika menuju Makassar, Sulawesi Selatan.

"Selama ini setiap ada penerbangan Hercules, kami dijatah 20 orang sekali berangkat mengingat jumlah pengungsi yang berangkat dari Jayapura sudah sangat banyak. Kami berharap ini bisa ditambah sampai 50 orang sekali berangkat," kata Marthen.

Menurut dia, pengungsi asal Toraja yang sudah diberangkatkan ke Makassar berjumlah 65 orang dengan tiga kali pemberangkatan menggunakan pesawat Hercules TNI AU.

"Untuk sementara waktu kami menampung saudara-saudara pengungsi ini di Gedung Tongkonan, kalaupun ada keluarga yang menjemput, kami persilakan dengan catatan tetap berkoordinasi dengan posko induk IKT agar sewaktu-waktu kalau ada penerbangan Hercules, mereka bisa ikut diberangkatkan. Hampir semua pengungsi menginginkan pulang ke kampung di Toraja," kata Marthen.*

Baca juga: Lima pengungsi kerusuhan Wamena jalani "trauma healing" di Trenggalek

Baca juga: TNI AU siap fasilitasi pengungsi yang ingin kembali ke Wamena

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019