Surabaya (ANTARA) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas membagikan jurus mengembangkan wilayah lewat buku berjudul "Anti-Mainstream Marketing: 20 Jurus Mengubah Banyuwangi".

"Ini upaya mendokumentasikan semua ikhtiar kami di Banyuwangi, jatuh dan bangunnya membangun daerah," katanya usai acara peluncuran awal bukunya di Gramedia Expo Surabaya, Senin.

Buku Anas, yang diterbitkan oleh Gramedia, berisi paparan mengenai upaya-upaya mengembangkan Banyuwangi menggunakan pendekatan-pendekatan yang tidak lazim.

Bupati Anas juga menulis mengenai model pemasaran Banyuwangi, yang difokuskan ke enam segmen yang terdiri atas wisatawan, biro perjalanan, resident (penduduk), investor, eksportir, dan industri manufaktur.

Selain itu, dia juga menyampaikan pendekatan tidak biasa yang diterapkan di Banyuwangi seperti pembentukan dinas pariwisata dan penggunaan slogan seperti dari kota santet menuju kota internet, semakin terbawah semakin prioritas teratas, semakin misteri semakin diminati, semakin tersembunyi semakin dicari, hingga rumah sakit bukan tempat orang sakit.

Anas menjelaskan pentingnya resident atau orang-orang tertentu yang diajak untuk tinggal di daerahnya.

"Kami ajak influencer untuk tinggal di Banyuwangi. Misalnya, kami siapkan Kampung Arsitek di mana lima arsitek paling top di Indonesia akan tinggal dan berkarya di Banyuwangi. Beberapa musisi juga berminat untuk tinggal," katanya.

Baca juga:
Bupati Banyuwangi ingin tiru sukses K-Pop
Banyuwangi siapkan Festival Kebaya untuk pacu kompetensi perajin


Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019