Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi mengatakan akan melibatkan relawan Projo sebagai pendamping desa.

"Relawan Projo pasti dilibatkan, sampai saat ini pendamping desa itu banyak relawan dari Projo karena kita tahu ini persoalan pengetahuan, 'skill', masyarakat desa belum siap," kata Budi Arie di Istana kepresidenan Jakarta, Jumat.

Budi Arie pada hari ini dilantik sebagai Wakil Menteri Desa PDTT mendampingi Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar. Budi Arie sebelumnya diketahui adalah ketua kelompok relawan Pro Joko Widodo (Projo), salah satu organisasi relawan terbesar pendukung Jokowi.

Ia juga pernah menjadi Kepala Balitbang PDI Perjuangan DKI Jakarta periode 2005-2010 dan juga Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta.

"Saya mau mencium baunya rakyat di desa. Saya mau menginap di kampung, kita buat mobil karavan, jalan saja. Nanti saya katakan teman-teman wartawan ada yang mau ikut ayo," ungkap Budi.

Baca juga: Budi Arie, dari aktivis kini menjadi wakil menteri

Baca juga: Kementerian Keuangan gelar serah terima jabatan Wamenkeu

Baca juga: Wamen PUPR: Kondisi geografis hambat pembangunan di Papua


Budi mengaku Presiden Jokowi meminta dirinya ikut membantu Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar dalam mengelola 74 ribu desa dengan berbagai keberagamannya.

"Kita akan segera memotret secara serius mana masalah di desa karena menurut data BPS tahun 2020 perbandingan penduduk desa dan kota itu sekitar 56:44 sehingga problem kemiskinan di desa. Sedangkan anggaran desa Rp77 triliun setahun harus betul-betul berguna di desa, seperti nanti kepala desa tidak bermasalah dengan hukum," tambah Budi.

Budi mengaku baru akan mengkosolidasikan pembagian tugasnya dengan Halim pada Senin (28/10).

"Saya berharap satu hari atau dua hari saja di kantor. Sisanya 5 atau 6 hari di desa desa seluruh Indonesia. Saya mau mengatakan 'Pak menteri 1 hari saja di kantor, sisanya di desa, kalau perlu tidur di kampung-kampung'," ungkap Budi.

Terkait dengan bubarnya Projo karena kecewa Presiden Jokowi memasukkan Prabowo Subianto ke kabinet Indonesia Maju, Budi pun mengatakan ia tidak meminta kursi wakil menteri.

"Tidak 'ngambek'. Siapa yang 'ngambek'? Itu kan persepsi teman-teman. Kita mau istirahat. Kan sudah selesai menang Pilpres. Politik tidak boleh baper. Politik harus tegar, tidak boleh 'zero sum game', 'ngambek', baper. Saya begini saja sudah mulai sayang dengan Pak Prabowo," ungkap Budi.

Ia pun mengaku tidak masalah berada dalam satu kabinet dengan Prabowo.

"Ini bibit-bibit, benih-benih rasa cinta sudah mulai muncul. Manajemen hati kita, rasa kita karena kita cinta negara, semuanya beres," kata Budi.

Relawan Projo sudah ada sejak zaman Pilgub DKI 2012, mendukung Jokowi menjadi Gubernur Ibu Kota. Loyalitas mereka terus berlanjut hingga Pilpres 2014 mendukung Jokowi melawan Prabowo, dan terakhir pada Pilpres 2019 masih mendukung Jokowi melawan Prabowo. Pada Oktober ini, justru Prabowo yang diangkat Jokowi menjadi menteri.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019