ekspedisi pelayanan KB bergerak seperti ini menjadi pelajaran kami
Pontianak (ANTARA) - Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat Henry Alpius mengatakan, pihaknya sangat terinspirasi dengan apa yang dilakukan tim pelayanan KB bergerak Daerah Aliran Sungai (DAS) BKKBN Kalbar dengan menelusuri Sungai Kapuas dari Pontianak ke Putussibau menggunakan Kapal Bandong.

"Inovasi yang dilakukan BKKBN Kalbar sangat menginspirasikan kami terutama dalam melakukan pelayanan kesehatan dan KB terutama Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) kepada masyarakat tinggal di sepanjang pinggiran Sungai Kapuas," kata Henry Alpius di Sekadau, Kamis.

Menurut dia, untuk memberikan rasa keadilan dalam pelayanan KB bagi seluruh masyarakat, maka pelayan DAS ini merupakan salah satu inovasi yang tepat dalam rangka menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, terluar dan termarjinal, termasuk masyarakat yang ada di sepanjang bantaran Sungai Kapuas yang masih sulit akses jangkauannya.

Baca juga: Pemprov Kalbar ajak seluruh perangkat daerah turunkan angka stunting

Baca juga: Kalbar terpilih sebagai uji coba materi pendidikan kependudukan


"Tentu kegiatan ini merupakan jawaban dari harapan-harapan masyarakat kami yang ada di aliran sungai, ekspedisi pelayanan KB bergerak seperti ini menjadi pelajaran kami. Saya melihat dengan cara ini, masyarakat antusias sekali untuk datang dan mendapatkan pelayanan KB," ujarnya.

Ia berharap, ke depan dengan dukungan Pemda setempat Dinas Kesehatan dan KB Sekadau dapat melakukan pelayanan dengan menggunakan Kapal Bandong.

Di Sekadau, kata Henry kesadaran masyarakat dalam menggunakan alat kontrasepsi KB itu cukup tinggi, hanya kendalanya adalah masih adanya masyarakat Sekadau sulit untuk mendatangi tempat-tempat pelayanan KB dikarenakan masih sulitnya transportasi.

Sementara itu, salah satu Penyuluh KKBPK Kecamatan Sekadau Hilir, Megawati Syahbandi mengatakan hingga saat ini dalam penggunaan KB masyarakat Sekadau Hilir sudah sangat sadar akan manfaatnya, namun untuk penggunaan kontrasepsi MKJP masih kurang.

"Mereka kebanyakan masih menggunakan kontrasepsi jangka pendek seperti suntik dan pil. Padahal penggunaan kontrasepsi MKJP itu sangat ekonomis, tidak repot, aman dan keluarga pun terjaga, aman dan nyaman," katanya.

Di Sekadau Hilir kata Mega kesadaran penggunaan alat kontrasepsi itu sangat tinggi. Dan, hampir semua lapisan masyarakat termasuk warga Tionghoa sudah menggunakan KB dalam menata, mengatur dan merencanakan kehidupan keluarganya.

"Di sini, masyarakatnya dengan ber-KB mereka seolah-olah berlomba bagaimana caranya untuk meningkatkan kualitas keluarga terutama anak-anak yang mereka lahirkan," katanya.

Baca juga: BKKBN Kalbar beri pelayanan KB gratis kepada warga perbatasan

Pewarta: Andilala
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019