Jakarta (ANTARA) - Sosok calon ketua umum, wakil ketua umum dan anggota komite eksekutif PSSI 2019-2023 Benny Erwin tidak pernah bisa dilepaskan dari klub Ibu Kota yang kini berlaga di Liga 1 Indonesia, Persija Jakarta.

Benny sudah berkiprah di manajemen Persija sejak tahun 1999. Awalnya dia menjadi wakil bendahara umum Persija Pusat.

Dua tahun kemudian, pria kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan tersebut naik tingkat menjadi bendahara sekaligus asisten manajer yang membawa Persija menjadi juara Divisi Utama Indonesia.

Setelah itu, perjalanannya di klub berjuluk Macan Kemayoran terus berlanjut. Dia menjabat sebagai sekretaris umum Persija pada tahun 2005-2010, lalu menjadi direktur utama PT Persija Jaya tahun 2008-2011.

Benny pun pernah bekerja sebagai direktur operasional PT Persija Jaya Jakarta dari tahun 2011 sampai 2014. Jika ditotal, kurang lebih 16 tahun dia mengabdikan diri untuk Persija.

Dengan semua pengalamannya, Benny pun berani maju menjadi salah satu calon anggota komite eksekutif PSSI untuk kepengurusan tahun 2016-2020 meski akhirnya gagal.

Tahun 2019, dia kembali mencoba untuk menjadi bagian dari pejabat tinggi PSSI. Tidak tanggung-tanggung, Benny tercatat sebagai calon ketua umum, wakil ketua umum dan anggota komite eksekutif PSSI periode 2019-2023.

Dari perjalanannya di dunia lapangan hijau, pemilik dan ketua klub Trisakti FC dari tahun 2012 sampai sekarang itu menyimpulkan bahwa sepak bola Indonesia sulit berkembang karena lemahnya pembinaan pemain muda.

“Yang paling utama ke depan adalah membentuk dan memperkuat pembinaan pemain muda,” tutur Benny.

Menurut dia, seharusnya asosiasi provinsi maupun kota dan kabupaten menjadi pusat pengelolaan dan pengembangan pemain muda.

PSSI, tutur Benny, harus memerhatikan masa depan asosiasi-asosiasi cabangnya, salah satunya dengan tidak terlambat membayar subsidi.

“Bagaimana asprov bisa membina pesepak bola usia muda jika dana dari PSSI belum lancar. Masih banyak utang ke asprov belum dibayar,” tutur anggota komite eksekutif (exco) Asprov PSSI DKI Jakarta tahun 2013-2016 dan 2018-2022 itu.

Benny menyebut, asoasiasi di daerah kerap kesulitan mencari sponsor untuk membiayai pembinaan. Mereka fokus mengadakan kompetisi yang jika bergulir bisa menghabiskan dana sekitar Rp350 juta.

“Itubaru kompetisi sementara dana untuk membina pemain muda tidak ada. Namun, alhamdulillah juga kompetisi masih bisa berjalan,” kata dia.

Sebagai jalan keluar, sekretaris jenderal asprov PSSI DKI Jakarta tahun 2017-2018 tersebut mengusulkan agar Liga 3 tidak lagi diselenggarakan oleh asosiasi provinsi tetapi dijalankan badan sendiri.

Benny Erwin menjadi salah satu calon ketua umum PSSI periode 2019-2023 bersama 10 nama lainnya yakni Aven Hinelo, Arif Wicaksono, Bernhard Limbong, Fary Djemi Francis, La Nyalla Mattalitti, Mochamad Iriawan, Rahim Soekasah, Sarman El Hakim, Vijaya Fitriyasa dan Yesayas Oktavianus.

Adapun kongres luar biasa pemilihan 15 personel Exco PSSI 2019-2023 yaitu ketua umum, dua wakil ketua umum dan 12 anggota exco digelar pada 2 November 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta.

Baca juga: Kemenpora nilai KLB PSSI November sah

Baca juga: Presiden Jokowi tidak mau campuri kongres PSSI


 

 

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019