Karawang (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi menyatakan agar penanganan tumpahan minyak mentah milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java di wilayah pesisir utara Kabupaten Karawang, Jawa Barat, ditangani secara serius.

"Penanganannya harus serius dan diselesaikan secara utuh," katanya, saat dihubungi Antara, di Karawang, Jumat.

Anggota DPR Daerah Pemilihan Karawang, Purwakarta dan Bekasi ini menyampaikan jika peristiwa tumpahnya minyak mentah itu ditangani serius, tentu tidak akan terulang lagi peristiwa yang sama.

Beberapa bulan lalu wilayah pesisir pantai utara Karawang tercemar tumpahan minyak mentah milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java dari sumur YYA-1. Kini kejadian itu terulang lagi.

Pihak Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) menyatakan kebocoran sumur YYA-1 yang terjadi beberapa waktu lalu sudah ditutup. Kali ini tumpahan minyak mentah terjadi akibat cuaca buruk.

"Tapi apapun alasannya, masalah ini harus ditangani serius. Permasalahan lingkungan, sosial dan ekonomi dari dampaknya peristiwa itu harus ditangani secara utuh," kata Dedi.

Mantan Bupati Purwakarta dua periode ini juga mendesak agar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Kelautan dan Perikanan segera turut serta menangani masalah pencemaran pesisir Karawang itu.

"Ini harus ditangani secara utuh, karena berdampak terganggu ekosistem laut dan mengganggu kehidupan nelayan. Selain itu, juga berdampak terhadap pendapatan masyarakat pesisir," katanya.

Seperti pendapatan nelayan, kata Dedi, tentunya itu akan terganggu dengan peristiwa tumpahan minyak mentah milik PHE ONWJ tersebut.

"Jadi kompensasi untuk nelayan dan warga pesisir yang terkena dampak tumpahan minyak harus benar-benar diperhatikan oleh PHE ONWJ. Belum lagi penanganan masalah lingkungannnya, itu harus ditangani serius," katanya. 

Baca juga: Perairan Karawang kembali tercemar limbah minyak mentah

Baca juga: Dedi Mulyadi desak KLHK selesaikan pencemaran pesisir Karawang


 

Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019