Jakarta (ANTARA) - Sejumlah tokoh lintas agama yang bergabung dalam Inter Religious Council (IRC) Indonesia mengajak masyarakat untuk mensyukuri kemajemukan yang dilandasi nilai-nilai toleransi sehingga dapat hidup dalam harmoni.

"Kami mengajak Keluarga Besar Bangsa mensyukuri rahmat Illahi atas anugerahNya bagi Bangsa Indonesia yang majemuk namun dapat hidup dalam harmoni dan toleransi," kata Sekretaris Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Heri Wibowo di Center for Dialogue and Cooperation among Civilisation (CDCC) Jakarta, Senin.

Pesan toleransi tersebut disampaikan dalam rangka memperingati Hari Toleransi Internasional yang jatuh pada setiap 16 November.

Pesan bersama dari sejumlah tokoh lintas agama itu menyatakan bahwa toleransi merupakan ajaran agama yang penting.

Oleh karena itu, dewan tersebut berpesan kepada segenap pemeluk agama untuk mengamalkan ajaran toleransi dalam kehidupan bersama, yaitu dengan menerima perbedaan dan saling menghormati perbedaan-perbedaan itu.

Baca juga: LIPI: Kemajemukan bangsa menjadi kekuatan membangun Indonesia

Baca juga: DPR: Hari Lahir Pancasila momentum kenal kemajemukan bangsa

Baca juga: Basarah ajak semua merawat kemajemukan bangsa


Selain itu, pesan tersebut menekankan bahwa intoleransi merupakan fenomena nyata dalam kehidupan bangsa yang merefleksikan pikiran maupun tindakan segelintir anak bangsa.

Oleh karena itu, masyarakat sebagai umat yang mencintai perdamaian dan kerukunan wajib mengajak mereka kembali ke jalur toleransi dan harmoni.

IRC mengajak segenap Keluarga Besar Bangsa untuk mengembangkan budaya toleransi sebagai manifestasi etika keagamaan dalam kehidupan keluarga, masyarakat maupun bangsa.

Sebagai bangsa yang majemuk, Bangsa Indonesia menuntut adanya wawasan saling memahami dan menghormati perbedaan antara agama-agama dan suku-suku bangsa.

IRC, dalam pesan tersebut, juga mendorong komunikasi lintas pemeluk agama untuk memperbanyak pertemuan, percakapan dan kerja sama guna meningkatkan kualitas kemanusiaan dan lingkungan.*

Baca juga: Melirik keramahtamahan dalam kemajemukan di Negeri Kangguru

Baca juga: Tim Wantimpres kaji kemajemukan politik di Kalbar

Pewarta: Katriana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019