Kendari (ANTARA News) - Kegiatan penambangan emas di Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat, kembali menelan korban jiwa sebanyak empat orang, tiga di antaranya anak sekolah dasar. Pemantauan ANTARA News di lokasi pertambangan rakyat tersebut, Jumat, tiga anak SD yang tewas tertimbun longsor di tempat penggalian tambang emas di Sungai Tahi Ite Bombana terjadi sekitar pukul 10.00 Wita dan baru berhasil dievakuasi sekitar pukul 11.45 Wita oleh petugas Satpol PP Pemkab Mamuju. Ketiga anak SD tersebut masih berpakaian seragam sekolah Pramuka dan belum diketahui identitasnya, sedangkan satu korban lainnya yang meninggal di lokasi tambang emas itu bernama Rusmin asal Desa Marampuko, Kabupaten Bombana. Dua korban anak-anak kemudian dibawa ke Masjid Baburahman di Desa Toburi dan satu anak sekolah lainnya dibawa ke masjid lain yang terdekat di lokasi penambangan emas tersebut untuk diambil keluarganya, sedang korban Rusmin langsung diantar pulang ke keluarganya di Desa Marampuko. Hingga berita ini disiarkan, ketiga korban tersebut belum diketahui keluarganya karena saat mereka pergi mendulang di lokasi penambangan emas sekitar tujuh kilometer dari jalan raya diduga tanpa diketahui keluarganya. Petugas Satpol PP Pemkab Bombana yang sekitar dua pekan terakhir ini mengawasi lokasi penambangan emas itu terus mengumumkan kepada masyarakat mengenai jatuhnya korban tewas agar bisa segera diketahui oleh keluarganya. Ratusan penambang yang berada di sekitar tempat kejadian tersebut tidak menyangka akan terjadi peristiwa naas itu, dan juga para pendulang emas hanya bisa memberikan pertolongan pertama keempat korban yang tertimpa tanah longsor itu. Peristiwa tewasnya keempat korban tersebut tampaknya tidak mempengarhui aktivitas penambangan emas di lokaso tersebut, bahkan sebagian penambang berebutan mengambil tanah galian di tempat kejadian itu karena memiliki kanndunan emas yang cukup banyak. Kepala Pengamanan Lokasi Tambang dari Satpol PP Pemkab Bombana, Suardi Suhur mengatakan, pihaknya sudah berupaya semaksimal mungkin agar warga tidak menggali tanah dan membuat lubang, namun tidak diindahkan. Menurut data yang dihimpun ANTARA News bahwa sejak maraknya kegiatan penambangan emas secara illegal pada awal September 2008 hingga saat ini, jumlah korban meninggal akibat longor di lokasi tambang emas itu sudah mencapai sekitar 10 orang, dan korban mengalami cedera serius lebih dari satu orang. Jumlah penambang emas di tiga titik di Bombana, yakni di hulu Sungai Tahi Ite atau di lembah perbukitan di Kecamatan Rarowatu, di Sungai Wabubungku (Kecamatan Raowatu Utara) dan di Desa Hukaeya (Kecamatan Rumbia) telah mencapai sekitar 20.000 orang. Dua dari titik lokasi penambangan itu, yakni di lembah Sungai Tahi Ite dan Wabubungka merupakan pendulang emas terpadat. Para pendulang yang datang dari berbagai pelosok nusantara di Indonesia dengan membawa bekal makanan dan alat-alat manual seperti wajan, cangkul dan linggis sambil mendirikan tenda kemah di lokasi penambangan yang berada dalam kawasan hutan dan jauh dari pemukiman penduduk.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008