Pembangunan Papua dalam konteks kebudayaan nasional karena ras melanesia yang memiliki karakter dan memberikan warna dalam budaya nasional bangsa Indonesia sehingga harus dimasukkan dalam agenda kebudayaan nasional
Biak, Papua (ANTARA) - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional merancang tujuh aspek kebijakan strategis inovasi baru untuk percepatan pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat dalam upaya menjawab kebutuhan masyarakat di wilayah timur Negara Kesatuan Republik Indonesia itu.

"Tujuh aspek percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024," kata Direktur Daerah Tertinggal, Transmigrasi dan Perdesaan Kementerian Perencanaan Pembangunan/Bappenas Velix Vernando Wanggai di sela-sela forum konsultasi regional wilayah adat Saereri di Biak, Senin.

Kementerian PPN/Bappenas dalam dokumen RPJMN 2020-2024 telah meletakkan terobosan baru untuk percepatan pembangunan masyarakat Provinsi Papua dan Papua Barat.

Ia berharap, dengan tujuh aspek pengembangan program strategis untuk Papua dan Papua Barat diharapkan memberikan percepatan nyata untuk memenuhi berbagai kebutuhan warga di wilayah Papua dan Papua Barat.

Dari tujuh aspek inovasi baru percepatan Papua dan Papua Barat, menurut Velix, pertama pengembangan Papua dari sisi ekonomi wilayah untuk mendukung pariwisata perikanan perkebunan dan sektor produksi.

Aspek kedua, lanjut Velix, adalah pengembangan Papua pada wilayah dan daerah tentang kawasan industri pariwisata dan perdesaan, ketiga pengembangan Papua dalam konteks dumber daya manusia (SDM) nasional.

Untuk rancangan pengembangan SDM Papua harus kontesktual dengan kebutuhan pendidikan di Papua.

"Pengembangan SDM Papua melalui pendidikan vokasi, pendidikan tinggi atau pendidikan menengah, hingga memberikan pelatihan aplikatif untuk generasi muda Papua," katanya.

Aspek keempat, pembangunan Papua dalam konteks kebudayaan nasional karena ras melanesia yang memiliki karakter dan memberikan warna dalam budaya nasional bangsa Indonesia sehingga harus dimasukkan dalam agenda kebudayaan nasional.

Aspek kelima pembangunan Papua dan Papua Barat pada  bidang infrastruktur dan keterhubungan antarwilayah di tanah Papua, terutama angkutan udara terpadu, laut dan penyeberangan terpadu hingga pelayanan dasar.

"Bahkan dalam inovasi baru untuk percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat dilihat juga dari percepatan akses komunikasi dan telekomunikasi yang akan menjadi perhatian pemerintah," kata putra Papua kelahiran Jayapura itu.

Sedangkan aspek keenam pengembangan Papua ke depan, yakni pembangunan Papua harus memerhatikan pengembangan pelestarian lingkungan hidup perubahan iklim dan penanggulangan bencana.

Menurut dia hal ini dianggap penting, apalagi kawasan wilayah adat Saereri masuk dalam kawasan rawan karena berada di wilayah kategori cincin api yang rawan gempa bumi dan tsunami sehingga mengedepankan mitigasi bencana untuk pencegahan bencana.

Sedangkan aspek ketujuh, pembangunan Papua dalam konteks politik, pertahanan dan pelayanan politik wilayah utara berbatasan dengan sentral sistem pertahanan dan keamanan negara wilayah Timur dan strategi besar pertahanan nasional.

Ia berharap melalui forum konsultasi pembangunan di wilayah adat Saereri itu diharapkan dapat memberikan banyak masukan dan gagasan dari pemerintah kabupaten guna memperkaya rancangan inovasi dokumen RPJMN 2020-2024 untuk percepatan Papua dan Papua Barat.

Dalam kaitan inovasi kebijakan strategis bagi percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat pihak Kementerian Perencanaan Pembangunan/Bappenas sedang mempersiapkan draf regulasi baru Instruksi Presiden pengganti Inpres No.9 tahun 2017 tentang percepatan pembangunan kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat, demikian Velix Wanggai.

Baca juga: Papua-Papua Barat jadi fokus pemerintah pusat tahun 2020-2024

Baca juga: Penerbangan tentukan percepatan pembangunan Papua

Baca juga: Pemerintah pertimbangkan pemekaran Papua untuk percepatan pembangunan


 

Pewarta: Muhsidin
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019