Banjarmasin (ANTARA) - Dua pelukis, yakni, Ahmad Noor dan Mauijatul Hasanan atau biasa dipanggil Maui dengan beda gaya lukisan, yakni realis vs pop art gelar pameran di sanggar seni rupa Sholihin Taman Budaya Kalimantan Selatan, di Banjarmasin.

Ahmad Noor memamerkan lukisan-lukisan realis, sedangkan Maui memamerkan lukisan-luiusan gaya pop art dengan objek gambar perempuan dengan warna mencolok seperti karikatur di atas kanvas.

Panitia sekaligus karikatur lukisan pada pameran itu, Hajriansyah di Taman Budaya Kalsel, Sabtu, mengatakan, pameran berjudul "Bersisian" mulai digelar pada 21 Desember 2019 hingga 21 Januari 2020.

"Kanapa jadi kita beri judul bersisian, karena dua pelukis ini beda gaya melukisnya, realis dan pop art, selain junior dan senior, tapi mereka sama-sama warga Banua Anyar, dan dapat bersinergi dalam satu ruang pameran," papar Hajriansyah.

Baca juga: 400 karya maestro lukis Widayat dipamerkan di Magelang

Baca juga: Pelukis Pasar Baru banjir order cendera mata


Dia mana keduanya ini juga bagian dari anggota seni rupa di sanggar Sholihin, meski salah seorangnya baru, yakni, Maui, tapi karyanya patut diapresiasi.

"Ini pameran kedua yang kita buat di sanggar Sholihin, sebelumnya perintis sanggar yang merupakan pelukis senior Kalsel Rizali Noor dalam pameran tunggal pada 2018, tahun ini kita tampilkan dua seniman di bawahnya, Ahmad Noor dan Maui," paparnya.

Dengan harapan, lanjut Hajriansyah, seni rupa atau lukis di daerah ini akan bisa berkembang dan terus eksis, meskipun dengan banyak rintangan, utamanya pemasaran.

"Dengan pameran ini, kita harap karya mereka banyak diminati atau dapat terjual, hingga kerja keras mereka membuat karya ada hasil ekonominya," papar dia.

Hajriansyah menyebutkan, hampir 40 karya lukisan ditampilkan dalam pameran ini, untuk karya Ahmad Noor ada yang dibandrol hingga Rp25 juta dengan karya andalannya "Menjaring postmo" berukuran 140x145 cm.

Baca juga: Modena gandeng tiga pelukis lelang kulkas Rp100 jutaan/unit

Baca juga: Seniman lukis pasir Oman kisahkan toleransi lewat karya


"Sedangkan untuk karya Maui dengan objek seorang perempuan yang dilukis gaya karikatur ada yang di bawah Rp5 juta," paparnya.

Dia menyatakan, banyak pecinta karya seni lukis yang mau menghargai hasil karya seni lukis dengan harga cukup tinggi ini, namun tentunya perlu promosi yang luas.

Apalagi, ungkap dia, perkembangan seni rupa atau lukis saat ini terus terjadi, sebagaimana yang ditampilkan Maui ini, karya seorang millenial dengan lukisan gaya millenialnya.

"Ini sebagai upaya kita menghidupkan seni lukis daerah, karena di Kalsel ini banyak pelukis handal, bahkan berkelas nasional," tuturnya.

Hajriansyah mengakui, kalau hidup di seni lukis di daerah ini tidaklah mudah, perlu perjuangan untuk tetap bertahan, di mana juga karena hobi.

"Kalau berharap besar memang sulit, tapi harapannya terus bisa bertahan," ucap Hajriansyah.
Karya-karya seni lukis yang tampil dalam pameran bertema "Bersisian" di sanggar Sholihin TB Kalsel.(Sukarli Ant)


Baca juga: Pelukis Sabar Subadri menolak disebut penyandang disabilitas

Baca juga: Maestro lukis Jeihan Sukmantoro berpulang

Pewarta: Sukarli
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019