Tokyo, (ANTARA News) - Jepang, ekonomi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat, jatuh ke jurang resesi dalam kuartal ketiga tahun ini karena perusahaan-perusahaan memangkas investasinya akibat krisis finansial global, data resmi menunjukkan Senin seperti dilaporkan AFP. Ekonomi Jepang mengalami kontraksi 0,1 persen dalam tiga bulan hingga September, setelah menyusut 0,9 persen dalam kuartal kedua tahun ini, menurut sebuah estimasi awal yang dirilis oleh kantor kabinet. Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami kontraksi pada tingkat tahunan 0,4 persen, kata estimasi kantor kabinet. Kondisi ekonomi terbesar Asia terakhir itu, lebih suram dari perkiraan para analis, yang rata-rata memproyeksikan tumbuh 0,1 persen kuartal-ke-kuartal. Jepang bersama Jerman dan Italia adalah anggota Kelompok Delapan Ekonomi Maju (G-8) yang secara resmi telah menyatakan mengalami resesi, yang biasanya didefinisikan sebagai dua kuartal atau lebih berturut-turut mencatat pertumbuhan negatif. Data resmi lainnya pada Jumat, menunjukkan bahwa zona euro secara keseluruhan juga mengalami resesi. Kontraksi ekonomi Jepang terutama akibat penurunan investasi usaha 1,7 persen dalam kuartal ketiga. Setelah menderita serangkaian resesi dalam tahun 1990-an menyusul ledakan gelembung (bubble) ekonomi, Jepang telah mengalami pemulihan secara perlahan didukung oleh cerahnya ekspor dan investasi bisnis. Namun, laba perusahaan yang sekarang merosot karena ekspor menderita akibat pelambatan ekonomi global, mendorong perusahaan-perusahaan memangkas investasinya dalam pabrik-pabrik dan peralatan baru, yang telah menjadi motor utama pertumbuhan perekonomian. Para analis memperkirakan sedikit prospek pemulihan pada waktu mendatang. Ekonomi Jepang diperkirakan mengalami kontraksi 0,1 persen pada 2009, menurut Organisasi Kerjasa Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) yang berbasis di Paris. Indeks Nikkei saham Jepang turun 1,30 persen pada pembukaan perdagangan setelah data ekonomi ternyata lebih buruk daripada perkiraan. (*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008