semoga ada pihak yang terketuk pintu hatinya
Banda Aceh (ANTARA) - Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Pidie-Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh menyerahkan bantuan bagi Munawar (8), bocah yang mengalami kelainan tulang belakang, karena pernah terjatuh ketika usianya baru menginjak tiga tahun di Kabupaten Pidie, Aceh.

Ketua MRI Pidie, Syahrul Fuadi dari Banda Aceh, Minggu, melalui sambungan telepon seluler mengatakan, bantuan yang diserahkan langsung pihaknya kepada Wahyudi, orang tua Munawar.

"Kita telah mengunjungi rumah Munawar di Puloe Pande, Kecamatan Batee, Pidie pada Jumat (10/1) pekan ini. Kita memberikan bantuan termasuk santunan," tegas dia.

Baca juga: MRI-ACT Aceh ajak masyarakat bantu Nurbaya melawan tumor otak
Baca juga: ACT kumpulkan dana untuk penderita tumor otak asal Aceh


Ia mengatakan, kepada tim MRI Pidie-ACT Aceh orang tua kandung Munawar mengaku telah mendapatkan perawatan oleh tenaga medis setempat.

Tetapi, lanjut dia, hingga kini kondisi tubuh Munawar belum membaik. Pihaknya lantas menawarkan kepada para dermawan supaya bersedia mendukung pengobatan bocah malang tersebut.

"Semoga ada pihak yang terketuk pintu hatinya untuk membantu adik kita Munawar menjalani pengobatan, baik para dermawan maupun pihak pemerintah," terang Syahrul.

Wahyudi, orang tua kandung bocah malang tersebut menyebut, selain kelainan tulang belakang, putra pertamanya juga mengalami gejala stunting atau kekerdilan.

Baca juga: Bocah penderita tumor kaki di Lampung mendapat bantuan ACT
Baca juga: ACT salurkan bantuan bagi korban tanah longsor di Kabupaten Lebak


"Perawatan yang pernah kami tempuh, yakni operasi menyedot nanah atau lendir di bagian benjolan yang tepat di ruas tulang belakang," paparnya.

Ia menerangkan, kini Munawar baru duduk di kelas 1 sekolah dasar setempat, dan sudah menjalani dua kali operasi dengan postur tubuhnya kecil serta bungkuk.

Ditambah lagi benjolan pada tulang belakang dan bagian kaki bagian pahanya, sehingga mengakibatkan bocah ini sangat kesulitan dalam beraktivitas terutama bermain, seperti anak-anak lain.

"Kami tidak tahu harus berbuat bagaimana lagi, karena persoalan biaya pengobatan anak kami," terang dia.

Baca juga: Korban banjir di Sindangjaya mendapat bantuan ACT-MRI Brebes
Baca juga: Kodim Natuna apresiasi program ACT Bela Indonesia

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020