Kita membutuhkan sosok panutan agar anak-anak yang masih berusia muda dapat mengetahui bahwa mereka memiliki pilihan untuk menempuh karir di bidang ini jika mereka mau
Jakarta (ANTARA) - Kehadiran sosok panutan atau role model  bagi generasi muda dianggap penting dalam memotivasi perempuan untuk menekuni bidang sains, teknologi, teknik (engineering), dan matematika (STEM).

Pentingnya sosok role model menjadi salah satu topik bahasan dalam acara diskusi bertajuk Women and the Future of Work: Insights from Women in STEM,yang diselenggarakan Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization/ILO) bersama dengan Kedutaan Besar Irlandia di Jakarta, Jumat.

“Kita membutuhkan sosok panutan agar anak-anak yang masih berusia muda dapat mengetahui bahwa mereka memiliki pilihan untuk menempuh karir di bidang ini jika mereka mau,” kata salah satu pembicara dalam panel diskusi itu, Hastu Wijayasri yang merupakan developer di Wonder Koding dan mahasiswi UIN Yogyakarta.

Dengan menggunakan bahasa isyarat, Hastu yang merupakan developer koding   tunarungu pertama di Indonesia mengatakan masih banyak perempuan yang ragu untuk mengejar mimpi dan keinginan berkecimpung di industri STEM karena masih sering dianggap sebagai bidang untuk laki-laki.

Keraguan itu semakin menguat kala perempuan tidak mendapatkan dukungan dari keluarga untuk menempuh bidang keilmuan tersebut.

“Informasi mengenai STEM juga masih kurang, pelajaran di sekolah juga harus dikemas dengan menarik agar tidak terkesan membosankan,” lanjut dia.

Oleh karena itu, Hastu meyakini kehadiran sosok panutan yang dapat menjadi contoh bagi perempuan yang ingin menekuni bidang STEM, terutama bagi generasi muda, menjadi semakin penting.

Baca juga: Ratusan peserta ikuti Bekraf Developer Day 2019 di Purwokerto
Baca juga: Ratusan pelaku ekonomi kreatif ikut "Bekraf Developer Day" di Mataram


Pernyataan Hastu tersebut diamini oleh pembicara lainnya, termasuk ilmuwan perempuan dari Galway-Mayo Institute of Technology Irlandia, Fiona Malone.

Menurut dia, kehadiran sosok perempuan panutan di bidang STEM tak hanya penting bagi anak-anak perempuan yang ingin mengejar mimpi yang sama, namun juga bagi laki-laki.

Ilmuwan Galway-Mayo Institute of Technology Irlandia, Fiona Malone, saat dijumpai usai menjadi pembicara dalam panel diskusi bertajuk ‘Women and the Future of Work: Insights from Women in STEM’, yang diselenggarakan ILO bersama dengan Kedutaan Besar Irlandia di Indonesia di Greenhouse Jakarta, Jumat (7/2/2020). (ANTARA/Aria Cindyara)
“Menurut saya, sangat penting pula bagi anak laki-laki untuk memiliki sosok perempuan sebagai panutan mereka,” katanya.

Malone meyakini, dalam mendorong perempuan untuk mengejar karir di industri STEM, diperlukan pula peran laki-laki yang mendukung kiprah mereka.

“Ini adalah perubahan pemikiran yang kita butuhkan. Mendorong perempuan untuk melihat dan menimbang opsi dalam berbagai jalur karir, tapi juga bagi laki-laki untuk memiliki sosok panutan seorang perempuan. Sangat penting untuk tidak mengisolasi dalam kesetaraan gender,” ujar dia.

Selain Fiona Malone dan Hastu Wijayasri, sejumlah pembicara lain yang hadir termasuk Co-CEO Think, Web, Digital and Technology Agency Anantya von Bronckhorst, Analis Riset dari World Resources Institute Clorinda Kurnia Wibowo, serta Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Silvia Halim.

Baca juga: Dua aplikasi besutan anak bangsa masuk apple store
Baca juga: Bekraf Developer Day digelar di Gorontalo


 

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020