Kuala Lumpur (ANTARA) - Pelantikan pengurus Persatuan Pelajar Indonesia Malaysia (PPIM) Periode 2019 - 2020 di Asia Pacific University (APU), Sabtu, turut dihadiri Wakil Menteri Kabinet Pakatan Harapan dan pejabat KBRI Kuala Lumpur yang menjadi pemateri dialog kebangsaan.

Acara dibuka oleh Ketua Pelaksana, Faza Muhammad Athaya dan Koordinator Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Kuala Lumpur, Agung Cahaya Sumirat.

Kemudian pelantikan dipimpin Agung Cahaya Sumirat yang diikuti oleh sumpah jabatan pengurus yang dipimpin oleh Ketua PPI Malaysia periode 2019 - 2020, Muhammad Rajiv Syarif.

Baca juga: Kongres XXI pilih Muhammad Rajiv Syarif Ketum PPI Malaysia 2019-2020

Dalam sambutannya Rajiv menyampaikan peran mahasiswa sebagai agen perubahan, kontrol sosial dan mengelaborasi arti dari tema PPI Malaysia periode 2019 - 2020, yaitu kolaborasi, harmoni dan kontribusi.

Usai pelantikan dilanjutkan dengan dialog kebangsaan yang dimoderatori oleh Taufik Surrahman, Koordinator Penelitian dan Kajian Strategis PPI Malaysia.

Dialog tersebut menghadirkan nara sumber Agung Cahaya Sumirat, Wakil Menteri Industri Utama, Datuk Seri Shamsul Iskandar dan Dato’ Prof.Dr.Sudin Haron selaku Ketua Majlis Pengerus Lembaga Pengarah Universiti Awam Malaysia.

Dialog mengambil tema "Eksistensi Masyarakat Majemuk dalam Pembangunan Bangsa dan Negara".

Baca juga: PPI Malaysia gelar Asean Youth Conference

Pada kesempatan tersebut Agung menyampaikan mengenai kemajemukan bangsa Indonesia yang "given" melalui proses rekonstruksi yang panjang.

Dia juga menekankan pentingnya mahasiswa untuk mendalami sejarah sebagaimana Sumpah Pemuda dan Pancasila sebagai pemersatu Indonesia setelah maraknya peristiwa separatisme.

Sedangkan Dato’ Prof.Dr.Sudin Haron percaya bahwa Indonesia akan menjadi negara besar berdasarkan sembilan aspek penting yaitu geografi, sumber daya alam, populasi, pengembangan ekonomi, moral bangsa, ideologi, struktur politik, kesiapan militer dan kepemimpinan.

Dia juga menyatakan empat poin untui mencapai keharmonisan diantaranya menjalin hubungan yang kuat antar manusia, mengatasi keberagaman, membantu sesama manusia serta keadilan dan kesetaraan.

Adapun Datuk Seri Shamsul Iskandar memuji betapa beruntungnya Indonesia mempunyai semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang mengikat kemajemukan populasi dan budaya di Indonesia.

Dia juga sempat menyinggung beberapa rintangan yang dihadapi negara-negara dunia termasuk Indonesia dan Malaysia di dalamnya untuk menghadapi kemajemukan di era kekinian.

Acara ditutup dengan sesi tanya jawab dengan para peserta yang hadir.

Baca juga: Pelatihan Bahasa Indonesia dibuka di Malaysia
 

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020