Jakarta (ANTARA) - Pemerintah China menegaskan bawa dampak ekonomi akibat virus corona yang menimpa negara itu dan banyak negara lain, termasuk di Asia Tenggara, hanya bersifat sementara.

Duta Besar China untuk ASEAN Deng Xijun mengatakan negaranya terus mengupayakan langkah-langkah tegas untuk mencegah dan mengendalikan epidemi virus corona tipe baru atau COVID-19.

"Saat ini hampir semua kegiatan berhenti di China karena seluruh negeri sedang berfokus pada upaya pencegahan, jadi pasti ada dampak terhadap perdagangan dan investasi. Namun saya pikir ini bersifat sementara," tutur Deng dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Berharap penyebaran virus corona dapat dikendalikan dalam waktu dekat, China ingin kegiatan produksi dan manufaktur bisa pulih segera, konsumsi masyarakat meningkat drastis, sehingga hubungan perdagangan dan investasi dapat kembali normal.

Deng juga menjelaskan bahwa China telah mengambil langkah-langkah untuk mendukung perusahaan yang terlibat dalam Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) dengan membantu mereka melanjutkan pengerjaan proyek-proyek infrastruktur di luar negeri.

China merupakan mitra dagang terbesar bagi ASEAN dengan volume perdagangan mencapai 641 miliar dolar AS pada 2019. China juga menjadi sumber wisatawan terbesar bagi negara-negara ASEAN.

Tanpa menyebut angka atau bagaimana dampak wabah virus corona terhadap ekonomi di kawasan, Deng menegaskan bahwa China dan ASEAN akan "mengeksplorasi bidang-bidang kerja sama baru" dan mendukung langkah-langkah yang dilakukan negara-negara ASEAN untuk memulihkan ekonomi dan bisnisnya.

Bank Indonesia telah mengambil kebijakan serupa dengan bank sentral Thailand dan Filipina untuk memotong suku bunga, guna menangkal dampak virus corona.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan potensi investasi China senilai 400 juta dolar AS mungkin hilang karena wabah ini.

Selain itu, diperkirakan terjadi 400 juta dolar AS penurunan dalam ekspor China dan penurunan 700 juta dolar AS dalam impor, dengan pertumbuhan PDB terlihat sedikit melambat di Indonesia.

Sementara itu, Singapura telah memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi menjadi 0,5 hingga 1,5 persen dari 0,5 hingga 2,5 persen untuk tahun 2020.

Di lain pihak, Malaysia akan mengumumkan paket stimulus bagi sektor penerbangan, ritel, dan pariwisata untuk memitigasi dampak ekonomi akibat wabah virus corona.

Wabah ini telah menewaskan lebih dari 2.200 orang di daratan China dan menginfeksi lebih dari 75.000 orang. Hingga saat ini, 25 negara telah melaporkan lebih dari 1.000 kasus kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan Singapura dan Thailand memiliki jumlah kasus terbanyak.

Baca juga: Deng Xijun tegaskan wabah corona tak pengaruhi hubungan China-ASEAN
Baca juga: China uji kekuatannya di Asia Tenggara di tengah wabah virus corona
Baca juga: Menlu Retno ajak ASEAN, China perkuat mekanisme hadapi wabah COVID-19

 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020