Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menebar optimisme akan peluang tim nasional basket Indonesia di Piala Asia FIBA 2021 meski tim Merah Putih sebelumnya harus takluk oleh Korea Selatan di laga perdana kualifikasi.

“Saya juga yakin kalau (Piala) Asia saja saya optimistis, kan masih berapa kali lagi. Begitu selesai naturalisasi kita bisa menang,” kata Zainudin di Kantor Kemenpora, Jakarta, Jumat.

Baca juga: Denzel Bowles bidikan baru naturalisasi timnas basket

Bertanding di Mahaka Square, Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (20/2) malam, timnas basket Indonesia harus menelan kekalahan 76-109 dari Korea Selatan.

Menanggapi hal tersebut, Menpora beralasan bahwa kekalahan tim Indonesia disebabkan salah satunya oleh absennya pemain naturalisasi Lester Prosper dan Brandon Jawato, yang hingga kini tak kunjung mendapatkan Surat Keputusan (SK) untuk bermain.

Baca juga: Jadwal kualifikasi FIBA Asia ditunda, Indonesia lega tapi waspada

Namun, Zainudin memastikan bahwa SK tersebut sudah ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo dan tinggal menunggu persetujuan Komisi III DPR RI.

"Bapak Presiden (Joko Widodo) sudah tanda tangan, tapi memang prosedurnya harus melalui DPR lagi," katanya.

Setelah Korsel, Indonesia dijadwalkan melakoni laga keduanya di Grup A menjamu Filipina, Minggu (23/2), sedangkan Korsel menghadapi Thailand di kandang sendiri.

Baca juga: Jadwal kualifikasi FIBA Asia, Indonesia jamu Korsel

Pada pertandingan besok, di atas kertas, Filipina jauh lebih diunggulkan dan lebih bagus sebagai tim yang rutin tampil di level Asia, terlebih pada SEA Games 2019, timnas basket Indonesia mencatatkan kekalahan dengan skor 70-97.

Meski begitu, Zainudin mengatakan apapun hasil dari laga besok tetap bagus untuk melihat potensi para pemain timnas basket Indonesia.

Baca juga: Indonesia gabung Grup A Kualifikasi Piala FIBA Asia

Baca juga: Timnas basket panggil 12 pemain untuk prakualifikasi Piala Asia 2021


“Ya, persiapan (melawan Filipina) yang ada saja karena menurut saya kondisi ini bagus untuk mengetahui kondisi anak-anak aslinya seperti apa, dengan atau tanpa naturalisasi," ujar Zainudin.

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020