Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur akan melibatkan Kepolisian bila pihak kontraktor tidak beritikad baik memperbaiki kerusakan atap SMKN 24 Bambu Apus yang ambruk, Jumat (21/2) dini hari.

"Kalau tidak, (kontraktor) tidak mau ada itikad baik, gak perbaiki, kita harus lapor polisi karena kan sekolah yang rusak harus dibangun lagi," kata Kepala Bidang Prasarana Suku Dinas (Sudin) Pendidikan Jakarta Timur (Jaktim) Budi Sulistiono di Jakarta, Sabtu.

Usai kejadian, kata Budi, pihaknya telah menerima instruksi Wali Kota Jakarta Timur M Anwar untuk melakukan investigasi kejadian.

Investigasi itu dilakukan mengingat sebanyak delapan dari total 17 ruang Kelas X yang ambruk di bagian atap baru setahun selesai direhabilitasi kategori berat dengan anggaran berkisar Rp600 juta.

Baca juga: Delapan dari 17 ruang kelas SMKN 24 Bambu Apus ambruk

Langkah awal yang akan dilakukan adalah memanggil pihak kontraktor, PT Daudos Manuli, pengawas pekerjaan, beserta Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk menggali informasi seputar pelaksanaan pekerjaan.

"Waktu pelaksanaan kan ada pengawasnya. Kalau material dan struktur bangunan itu kan di mana-mana seperti itu, tinggal pengerjaan dan pengawasannya bagaimana," kata Budi.

Hasil penelusuran awal pihaknya diketahui proyek rehabilitasi konstruksi atap yang ambruk itu belum ada proses serah terima tahap dua. "Artinya ada pemeliharaan," katanya.

Ditanya terkait adanya indikasi gratifikasi yang berpotensi pada pengurangan bestek material bangunan, kata Budi, kecil kemungkinan hal itu terjadi.

"Secara fisik kita sudah jelas tidak ada pembayaran tunai. Uang negara harus ada 'statement' pengawas, dilakukan Asda bayar ke kontraktor. Kalau ada dugaan seperti itu, misalnya, gratifikasi, adukan secara jelas," katanya.

Baca juga: Wali kota heran ruang kelas baru setahun direhabilitasi ambruk

Sebanyak delapan dari 17 ruang kelas SMKN 24 Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur, ambruk di bagian atap sekitar pukul 02.45 WIB.

Akibat kejadian itu aktivitas belajar-mengajar sebanyak 600 lebih siswa Kelas X terpaksa dipindah ke ruang Kelas XI yang saat ini kosong karena siswanya sedang menjalani magang di luar sekolah.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020