Beijing (ANTARA) - Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) pada Selasa mengumumkan pihaknya akan kembali membuka layanan penerbangan di luar Provinsi Hubei seiring dengan kembali dibukanya pabrik dan kawasan bisnis.

Walaupun demikian, aktivitas penerbangan di Hubei, pusat penyebaran wabah virus corona (COVID-19) tetap ditutup untuk sementara waktu.

CAAC juga akan mendorong otoritas terkait di negara-negara di dunia untuk kembali melanjutkan layanan penerbangan internasional ke China guna memastikan negara itu kembali terhubung dengan dunia luar, kata Direktur CAAC, Feng Zhenglin, dalam siaran tertulis, Senin.

Walaupun demikian, ia mengingatkan pelaku industri untuk tetap waspada terhadap penularan virus corona dari luar China. Feng mendorong agar pihak terkait memastikan virus yang telah menyebar ke banyak negara di dunia tidak kembali menjangkit China.

Saat ini, jumlah pasien terkonfirmasi positif COVID-19 meningkat drastis di Korea Selatan dalam beberapa hari terakhir. Sampai Selasa (25/2), total pasien di Negeri Ginseng mencapai 893 jiwa. Sementara itu, tren peningkatan yang sama juga dialami Italia. Kejadian itu memaksa pemerintah setempat untuk menutup beberapa kota yang terdampak virus dan melarang acara dan kegiatan publik.

Di tengah krisis virus corona, Feng mengatakan, Pemerintah China akan menyediakan bantuan dana untuk maskapai yang mengalami kerugian. Akan tetapi, dia tidak menyebutkan secara rinci jumlah bantuan yang dialokasikan pemerintah.

Sumber: Reuters
Baca juga: Maskapai AS batalkan penerbangan ke China sampai akhir April
Baca juga: Air China hentikan penerbangan ke Yunani sebulan karena COVID-19
Baca juga: Maskapai dari penjuru dunia batalkan penerbangan ke China hingga Maret

 

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020