Jakarta (ANTARA) - Sedikitnya lima bangunan di RW 04 Kelurahan Cipinang Melayu di Jakarra Timur ambruk dan hanyut saat Kali Sunter meluap, Selasa (25/2).

"Rumah milik tetangga saya bernama Mujianto hanyut terbawa sungai. Yang hanyut sebagian saja karena di kolongnya banyak nyimpen bambu," kata tetangga Mujianto, Marsin (62) di Jakarta, Kamis siang.
Rumah warga di RT 01 RW 04 Cipinang Melayu sebagian hanyut terbawa arus Kali Sunter dan hanya menyisakan genteng bangunan, Kamis (27/2/2020). (ANTARA/Andi Firdaus)

Rumah yang beralamat di RT 01 RW 04 Cipinang Melayu itu hilang separuhnya akibat terbawa arus Kali Sunter dan hanya menyisakan puing genteng rumah.

Sementara pemiliknya masih diungsikan di Masjid Raya Universitas Borobudur, Jakarta Timur.

Luapan Kali Sunter yang dilaporkan merendam rumah penduduk hingga setinggi 2 meter juga mengakibatkan tembok di tiga unit rumah ambruk akibat terjangan arus.

Salah satunya adalah tembok kamar di rumah milik D Susanto (63) yang beralamat di RT02 RW04 berukuran 3x3eter persegi.

Baca juga: Warga Kemang Selatan bagikan tips bertahan menghadapi banjir
Tembok kamar di rumah penduduk RT 02 RW 04 Cipinang Melayu, Jakarta Timur ambruk diterjang banjir, Selasa (25/2/2020). (ANTARA/Andi Firdaus)

"Kalau dihitung kerugian tembok yang ambruk paling sekitar Rp600 ribu di luar ongkos pembuatan," kata Susanto.

Rumah tersebut berdiri tepat di bantaran Kali Sunter yang hanya dipisahkan oleh jalan setapak selebar 2 meter. Dua unit bangunan rumah di seberang sungai pun hancur diterjang luapan sungai.

Ketua RW 04 Irwan Kurniadi mengatakan, banjir juga membuat tembok pembatas lahan Universitas Borobudur di Jalan Haji Nurul Iman ambruk.

Baca juga: Soal banjir, Anies: Izinkan saya bekerja dengan warga terlebih dulu
Tembok pembatas Kampus Borobudur di RW 04 Cipinang Melayu ambruk diterjang arus Kali Sunter, Selasa (25/2/2020). (ANTARA/Andi Firdaus)

"Ambruknya kemarin, sekira pukul 05.00 WIB pas banjir, tapi enggak ada korban. Ini tembok pembatas aset lahan Universitas Borobudur," katanya.

Padahal tembok tersebut baru saja diperbaiki karena saat banjir tanggal 1 Januari 2020 lalu juga ambruk diterjang arus.

Tembok dengan tinggi sekitar 1,5 dan panjang 50 meter ambruk dan puingnya menghalangi akses Jalan Haji Nurul Iman.

Peristiwa tersebut telah didata oleh aparatur kelurahan setempat untuk dilakukan penanganan.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020