Pekanbaru (ANTARA) - Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Pulau Rupat, wilayah pesisir Provinsi Riau, sulit dipadamkan karena beberapa kendala, kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger.

"Kendala angin kencang serta sumber air yang minim. Akses juga cukup sulit ke lokasi," kata Edwar di Pekanbaru, Jumat.

Edwar mengatakan bahwa tim gabungan dari BPBD, Manggala Agni, TNI, Polri, Masyarakat Peduli Api (MPA), serta unsur dunia usaha masih berupaya memadamkan kebakaran yang terjadi di Pulau Rupat.

Ia menambahkan, PT RAPP membantu pemadaman api dari udara menggunakan helikopter.

Pulau Rupat secara administrasi berada di bawah Kabupaten Bengkalis. Daerah itu sering menghadapi kebakaran hutan dan lahan.

Edwar mengatakan sejak Januari hingga kini sekitar 89,9 hektare lahan dan hutan di wilayah Bengkalis terbakar.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru memprakirakan pada Jumat hujan tidak turun di Riau dan citra satelit menunjukkan adanya 12 titik panas indikasi awal kebakaran hutan dan lahan di wilayah provinsi tersebut pada Jumat pagi.

Titik panas tersebar di Kabupaten Pelalawan (empat), Kota Dumai (tiga), serta Bengkalis, Rokan Hilir, Kepulauan Meranti, Siak, dan Indragiri Hulu dengan masing-masing satu titik panas.

Baca juga:
BRG intensifkan restorasi gambut di Pulau Rupat
Di Riau terdeteksi 43 titik panas indikasi karhutla

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020