BTPN Syariah berhasil menjaga 'non performing financing' (NPF) atau pembiayaan bermasalah di posisi 1,36 persen
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah) membukukan pembiayaan sebesar Rp9,0 triliun tumbuh 23,7 persen dibandingkan periode sebelumnya Rp7,3 triliun.

"BTPN Syariah berhasil menjaga non performing financing (NPF) atau pembiayaan bermasalah di posisi 1,36 persen," kata Direktur Kepatuhan BTPN Syariah Arief Ismail dalam siaran pers perusahaan di Jakarta, Kamis.

Dijelaskan, selain karena fokus menggarap segmen prasejahtera produktif, pertumbuhan positif ini turut ditopang oleh digitalisasi di setiap lini proses yang dimulai sejak 2018, baik di kantor pusat maupun di lapangan.

Baca juga: BTPN Syariah bantu masyarakat prasejahtera jauhi garis kemiskinan

Bank juga telah merancang proses otomatisasi yang mudah untuk mendukung produktivitas tim di lapangan dalam melayani nasabah. Selain itu, digitalisasi juga mampu mengoptimalkan fungsi jaringan kantor.

Sehingga selama 2019, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional tercatat turun menjadi 58,1 persen, lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 62,4 persen.

"Digitalisasi menjadi upaya bersama untuk mencapai efisiensi. Pada tahun 2019 seluruh tim di lapangan telah menggunakan aplikasi untuk melayani nasabah prasejahtera produktif. Selain itu tim juga dilengkapi dengan aplikasi pelatihan internal dan apllikasi layanan pendukung lainnya. Dengan dukungan digitalisasi tersebut maka proses layanan kepada nasabah menjadi lebih cepat dan tepat," kata Arief Ismail.

Baca juga: BTPN Syariah bantu sekolah terdampak gempa di Mataram

Menurut dia, tercapainya pertumbuhan pembiayaan bank yang positif sepanjang 2019 itu juga didukung tingkat permodalan dan likuiditas yang memadai dengan rasio kecukupan modal sebesar 44,7 persen atau jauh di atas ketentuan minimum yang ditetapkan regulator, dan Financing to Deposit Ratio (FDR) berada di posisi sehat sebesar 95,3 persen.

Adapun Dana Pihak Ketiga juga tumbuh sebesar 24,1 persen, mencapai Rp9,4 triliun dibanding posisi Desember 2018 sebesar Rp7,6 triliun.

Sementara laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp1.400 miliar, tumbuh 45,0 persen . Adapun kenaikan total aset BTPN Syariah menembus 27,8 persen dari Rp12,0 triliun pada akhir 2019 menjadi Rp15,4 triliun.

Baca juga: Kuartal III 2019 penyaluran pembiayaan BTPN Syariah tumbuh 28 persen

Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020