Hingga Februari 2020, GMF telah mengantongi pesanan untuk 35 proyek 'aircraft redelivery'
Jakarta (ANTARA) - Di tengah-tengah wabah virus Covid-19, yang merebak di berbagai negara, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) memaksimalkan permintaan perawatan pesawat dari sejumlah maskapai internasional.

"Banyak maskapai yang melakukan perawatan pesawat di Tiongkok, tidak lagi melakukan perawatan di sana. GMF adalah alternatif yang sangat potensial mendapatkan limpahan pekerjaan dari customer-customer tersebut," kata Direktur Utama GMF Tazar Marta  Kurniawan dalam temu media di Hanggar GMF, Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Jumat.

GMF akan mendapat limpahan dengan adanya penutupan beberapa rute penerbangan dari dan ke China serta beberapa negara lainnya.

Sejumlah maskapai yang semula merawat pesawatnya di Negeri Tirai Bambu tentunya perlu melakukan perubahan rencana.

Dirut GMF meyakini Indonesia bisa memenuhi kebutuhan perawatan pesawat yang tidak bisa ditunda tersebut, seperti dari lini bisnis airframe maintenance.

Tazar mengungkapkan, hingga Februari 2020, GMF telah mengantongi pesanan untuk 35 proyek aircraft redelivery yang angka ini meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan 2019.

Untuk itu, masih menurut dia, pangsa pasar nonafiliasi (di luar Garuda Group) kini menjadi target GMF berikutnya.

"Kini saatnya dominasi di pasar internasional kita mantapkan dengan misi tambahan yaitu membawa nama baik Indonesia semakin kuat di pasar regional di tengah kondisi ekonomi global saat ini," katanya.

Ia mengemukakan, penting pula GMF turut menjaga agar wabah Covid-19 tidak meluas di Indonesia, dengan melakukan disinfeksi terhadap berbagai perawat yang dirawat.

Namun, ia menyatakan tidak akan membebani harga yang tinggi untuk proses disinfeksi kepada maskapai, tetapi sesuai yang dapat diakomodasi GMF.

Disebutkan pula biaya disinfeksi untuk pesawat badan ramping adalah sekitar Rp500.000, dan untuk pesawat berbadan lebar sekitar Rp1.000.000.

Di tempat terpisah, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyebutkan pengusaha saat ini membutuhkan insentif fiskal dan nonfiskal untuk meringankan beban arus kas yang mengalami tekanan sebagai imbas wabah Covid-19.

"Kami harap pemerintah mengutamakan insentif untuk meringankan beban cashflow perusahaan yang sangat tertekan saat ini agar perusahaan bisa punya cukup ruang gerak finansial untuk terus beroperasi," kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani di Jakarta, Jumat.

Baca juga: GMF: Puluhan pesawat Garuda dan Citilink telah disinfeksi cegah Corona
Baca juga: GMF buka cabang internasional perdana di Australia
Baca juga: Kucurkan 50 juta dolar AS, GMF targetkan laba tumbuh 10 persen

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020