Timika, Papua (ANTARA) - Ketakutan kepada kelompok kriminal separatis bersenjata mendorong ratusan warga Distrik Tembagapura mengungsi ke Timika, ibu kota Kabupaten Mimika, Papua, sejak Jumat (6/3) hingga Sabtu.

Pada Sabtu pagi sudah ada 900 lebih warga Tembagapura yang mengungsi ke rumah kerabat mereka di Timika dan sekitarnya dan menurut Komandan Distrik Militer 1710 Mimika Letkol Inf Pio L Nainggolan kemungkinan masih ada warga kampung di Distrik Tembagapura yang meminta bantuan untuk dievakuasi ke Timika karena takut pada kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB).

"Kami perkirakan hari ini masih ada lagi masyarakat yang akan dievakuasi ke Timika. Keberadaan KKSB yang berasal dari luar wilayah Mimika di sekitar Tembagapura saat ini memang membuat masyarakat menjadi takut," kata Letkol Nainggolan.

Evakuasi warga dari kampung-kampung di Tembagapura, yang seluruhnya penduduk asli Papua, sudah berlangsung dua kali, yaitu pada Jumat (6/3) petang dan Sabtu dini hari sekitar pukul 01.00 WIT.

Rombongan pengungsi pertama yang tiba di Markas Komando Detasemen Kaveleri 3 Serigala Ceta di Jaan Agimuga Mile 32, Distrik Kuala Kencana, terdiri atas 258 warga.

Mereka diangkut menggunakan empat bus karyawan PT Freeport Indonesia dan langsung dimobilisasi ke rumah kerabat mereka di sekitar Kota Timika, termasuk di Kwamki Lama, SP12, SP13, SP9, SP2, SP3, dan Irigasi.

Rombongan pengungsi kedua yang tiba di Mako Denkav 3 Serigala Ceta pada Sabtu dini hari berjumlah 699 orang. Mereka diangkut menggunakan 11 bus karyawan PT Freeport Indonesia.

Setelah menjalani proses pendataan dan menerima santapan makan malam, para pengungsi yang sebagian besar merupakan ibu-ibu, anak kecil, dan warga lanjut usia diantarkan ke rumah kerabat mereka di wilayah Kota Timika.

Beberapa pengungsi yang sakit langsung mendapatkan bantuan pertolongan dari Tim Medis Dinas Kesehatan Mimika yang sudah siap sejak Jumat (6/3) petang.

Letkol Nainggolan mengatakan para pengungsi datang dari Kampung Banti 1, Banti 2, Opitawak, Utikini, dan Kali Kabur di Distrik Tembagapura.

"Masyarakat ini meminta kami mengevakuasi mereka ke Timika atas inisiatif mereka sendiri karena ada rasa kekhawatiran dengan kehadiran KKSB di kampung mereka. Secara umum proses evakuasi berjalan lancar karena semua pihak baik Pemkab Mimika, TNI, Polri, PT Freeport Indonesia bersinergi dengan baik," katanya.​​​​​​​
 
Komandan Distrik Militer 1710 Mimika Letkol Inf Pio L Nainggolan menjelaskan proses evakuasi warga dari Tembagapura ke Timika, ibu kota Kabupaten Mimika, Papua. (ANTARA/Evarianus Supar)


Letkol Nainggolan mengatakan bahwa situasi di Kota Tembagapura kini sudah semakin kondusif, tidak terdengar lagi bunyi tembakan senjata api KKSB sebagaimana pada hari-hari sebelumnya.

Meskipun demikian, ia mengatakan, aparat keamanan di Tembagapura dan sekitarnya hingga kini masih siaga mengantisipasi kemungkinan adanya teror lanjutan dari KKSB yang dilaporkan telah bergabung dari kelompok-kelompok kriminal di wilayah Tembagapura.

"Semua pihak sangat berharap situasi keamanan di sekitaran Tembagapura bisa kondusif kembali sehingga semua orang, terutama masyarakat asli yang tinggal di kampung-kampung sekitar Tembagapura, bisa melaksanakan aktivitas mereka secara normal tanpa ada rasa takut, khawatir dengan adanya ancaman dan tekanan oleh KKSB," kata Letkol Nainggolan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mimika Yosias Lossu mengatakan Pemerintah Kabupaten Mimika mengerahkan aparat instansi terkait untuk mengurus para pengungsi dari Distrik Tembagapura, termasuk BPBD, Dinas Kesehatan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Dinas Perhubungan, dan Satuan Polisi Pamong Praja.

Baca juga:
Kapolda Papua: Situasi kamtibmas di Tembagapura relatif aman
Kapolda Papua akui ada indikasi KKB mau masuk areal PT Freeport

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020