Kemerosotan pound terjadi ketika Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak membela paketnya untuk mengurangi dampak ekonomi negara itu dari pandemi.
London (ANTARA) - Pound Inggris turun tajam pada perdagangan Rabu (18/3/2020) di tengah krisis COVID-19, menyentuh level terendah sejak 1985 terhadap dolar AS.

Sterling turun ke level serendah 1,149 terhadap dolar AS selama hari perdagangan, hampir lima persen lebih rendah dari penutupan sebelumnya.

Kemerosotan pound terjadi ketika Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak membela paketnya untuk mengurangi dampak ekonomi negara itu dari pandemi.

Baca juga: Dolar kian perkasa ketika ketakutan COVID-19 picu krisis pendanaan

Menurut langkah-langkah terbaru yang diumumkan oleh Sunak, pemerintah Inggris akan memberikan 330 miliar pound (382 miliar dolar AS) pinjaman kepada bisnis untuk mendukung perusahaan melewati masa-masa sulit.

Mata uang Inggris telah mundur sekitar 10 persen sejauh ini pada Maret, dalam konteks lonjakan dolar AS terkait di tengah krisis likuiditas.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pada Rabu (18/3/2020) bahwa semua sekolah di negara itu akan tutup mulai Jumat (20/3/2020) setelah otoritas kesehatan mengonfirmasi jumlah kematian 104 dan total 2.626 kasus virus corona baru yang terinfeksi di seluruh negeri.
Baca juga: Rupiah terus tertekan dampak wabah COVID-19

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020